GoHappyLive.com, JAKARTA- Usai marak pro dan kontra terhadap istilah Emak-emak dan Ibu Bangsa, seolah tak ingin larut dalam perdebatan, Kongres Wanita Indonesia (Kowani) berencana membuat film yang berkisah tentang sosok seorang ibu bangsa dengan konsep dari zero to hero.
Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan istilah Ibu Bangsa mengacu pada konsep yang dicetuskan oleh para perempuan dari seluruh Indonesia yang hadir pada Kongres Perempuan Indonesia tahun 1935.
Ditemui wartawan pada konferensi pers terkait ‘Ibu Bangsa’ di kantor Kowani baru-baru ini, Giwo mengatakan salah satu keputusan yang menetapkan kewajiban wanita Indonesia menjadi Ibu Bangsa dirasa masih relevan hingga masa sekarang.
“Tujuannya untuk menumbuhkan generasi penerus yang sadar akan bangsanya sejak dini sehingga diharapkan memiliki kemampuan daya saing yang unggul, kreatif inovatif, handal dan terus bangga sebagai bangsa Indonesia,” tutur Giwo.
Guna menggaungkan terus konsep Ibu Bangsa, Kowani lanjut Giwo, menilai film merupakan media yang dapat menyampaikan pesan tersebut dengan baik.
Kapan akan memulai produksinya? Giwo memperkirakan kemungkinan diproduksi pada tahun 2019 nanti. Mengingat hingga saat ini Kowani masih melakukan kajian seputar alur cerita film tersebut.
“Kowani itu kan federasi dari 91 organisasi wanita tingkat nasional ya. Jadi kita perlu dengarkan satu per satu masukan dari mereka. Film ini tidak bisa dibuat mendadak, semuanya harus berdasarkan persiapan matang. Kita masih mengkaji alur cerita dalam film ini nantinya,” lanjut Giwo.
Menyoroti fenomena film-film bergenre biopic yang masih minim peminat di Indonesia, Giwo mengatakan dia bersama Kowani sedang mencari formula yang tepat.
Satu hal yang terpikir olehnya adalah mencari actor muda milenial agar pesan besar Ibu Bangsa benar-benar sampai kehadapan generasi muda saat ini.
“Kita akan perhatikan aspek-aspek yang membuat film ini bisa menarik perhatian kaum milenia. Yang pasti, film ini harus mampu mewariskan nilai-nilai terkait ‘Ibu Bangsa’, ujar Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di era tahun 2004-2007 itu.
Terkait peran istilah antara emak-emak vs ibu bangsa, Giwo mengatakan hal ini janganlah dipolitisasi.
Dikatakannya Kowani adalah organisasi wanita yang tidak berpartai atau berpolitik.
“Tapi satu yang menjadi harga mati kita ini adalah ibu bangsa. Kita akan terus gemakan bahwa dulu di masa penjajahan ,kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari peran ibu bangsa. Jadi kita tidak memandang sekarang ini tahun politik atau bukan. Yang menjadi concern kami setiap musim, kami akan gemakan terus konsep ibu bangsa ini,” tutur Giwo, serius.
Namun begitu, Giwo berharap program Ibu Bangsa ini menjadi isu nasional yang harus mendapat perhatian pemerintah juga.