GoHappyLive.com, JAKARTA- Cinta segitiga selalu menarik untuk diperbincangkan dan menjadi tema besar dalam sebuah tayangan sinetron. Didukung oleh bintang-bintang muda sebagai daya tarik, SCTV menayangkan sinetron ‘Garis Cinta’ bagi pemirsa setianya.
Dibintangi Farhan Rasyid, Axel Matthew, Ajun Perwira, Adjie Pangestu, Gabriella Larasati dan masih banyak lagi, sutradara Rafky Sati memilih lagu Hilang Tapi Ada, milik Judika sebagai soundtrack sinetron Garis Cinta.
Pemirsa disuguhi kisah cinta yang rumit dua saudara kembar tidak identic. Diceritakan Citra (Dannia Salsabilla) dan Bunga (Nabila Zavira) terpisah sejak bayi, lalu tumbuh dan dibesarkan oleh keluarga yang berbeda. Keduanya bertemu 18 tahun kemudian di kampus dan mencintai satu pria pula, yakni Reyhan (Naufal Samudra).
Garis Cinta dapat disaksikan setiap hari pada pukul 14.00 WIB, sejak Senin, 16 Mei 2022 lalu.
Ajun Perwira, salah satu bintang Garis Cinta mengaku harus menghadirkan karakter diluar kebiasaannya selama ini.
“Bisa dibilang ini pertama kali dapat peran antagonis. Biasanya lebih aman di protagonis,” ungkap Ajun, saat berbincang dengan wartawan secara virtual, belum lama ini.
Sosok klimis, kalem dan santun mewarnai kebanyakan sinetron yang pernah diperankan Ajun.
Saat ditawari memerankan sosok antagonis, Ajun seketika menerimanya.
“Berusaha menantang diri sendiri untuk hal-hal diluar kebiasaan. Disini aku sebagai Joseph. Sosok pria yang mencekik korbannya, bahkan mencintai istri orang di sinetron ‘Garis Cinta’. Seru banget kan,”ujar Ajun, tersenyum.
Untuk menunjang karakter Joseph yang dewasa, Ajun sengaja memanjangkan kumis dan janggutnya.
Alhasil Ajun memang lebih tampak ‘cowok banget’ dengan penampilan barunya itu.
“Dengan look terbaru, pakai kumis. Banyak yang bilang lebih cowok banget, terus lebih dewasa juga. Sesuai adegannya, setelah 18 tahun lamanya sejak peristiwa pembunuhan,” sambungnya, lagi.
Dengan gamblang Ajun menceritakan situasi syuting di episode awal, ketika dirinya berjibaku hingga mencekik leher lawan mainnya, aktor senior Adjie Pangestu.
“Mas Adjie support banget. Ia ikut mengarahkan agar melakukan adegan mencekik dengan baik. Padahal aku enggak enak hati mencekik leher orang tua. Tapi pas cut, gantian beliau mencekik aku. Ha ha ha,” kenang Ajun sambil tertawa.
Selain membiarkan kumisnya tumbuh subur, Ajun juga banyak menonton film bertema mafia untuk meluaskan wawasannya tentang karakter antagonis yang diinginkan. Hasilnya, sungguh memuaskan penonton.
“Pas masuk ke dalam karakter dan menjiwai, respon dari penonton pun berdatangan. Tidak sedikit penonton yang tidak menyukai,” kata Ajun yang tidak mempermasalahkan reaksi penonton yang demikian.
Baginya, respon negatif semata-mata menunjukkan bahwa aktingnya sebagai orang jahat mengena di hati penonton.
“Kalau sampai ada penonton yang benci pada karakter yang aku mainkan, itu artinya aku berhasil membawakan karakter dengan baik,” kilah Ajun bangga.
Berbeda dari Ajun Prawira. Aktor Farhan Rasyid justru menyerahkan sepenuhnya pada penilaian penonton tentang sosok Andra yang diperankannya, apakah protagonis atau antagonis.
“Karakter Andra memang abu-abu. Jadi biarlah penonton saja yang menilai Andra itu protagonis atau antagonis,” tutur Farhan, tertawa lepas.