Sun. Nov 9th, 2025
Penampilan para penyanyi diiringi Jakarta Philharmonic Orchestra di Satoe Indoneisa

JAKARTA, Gohappylive.com –  Perayaan Kebangsaan ‘Satoe Indonesia’ digelar di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Sabtu (8/11/2025).  Orkestra yang digelar Pemprov DKI Jakarta dan Jakarta Philharmonic Orchestra itu membawa pesan menyalakan persatuan dan cinta Indonesia.

Orkestra Satoe Indonesia menampilkan 54 musisi, 28 paduan suara, 5 penyanyi, dan 1 grup band. Narasi kepemudaan menghadirkan rentang sejarah peran pemuda, mulai dari Sumpah Pemuda, perjuangan kemerdekaan sampai pemuda hari ini, menjadi inti pesan untuk mengingatkan semua untuk senantiasa mencintai Indonesia.

Dalam kurang lebih 2 jam, di bawah konductor  Aminoto Kosin, Satoe Indonesia menampilkan karya WR Supratman, Mochtar Embut, Ibu Soed, Ismail Marzuki, Alfred Simanjuntak, Titiek Puspa, Koes Plus, Guruh Soekarno Putra, Syaiful Bahri,  Bing Slamet dan Gombloh. Lagu-lagu tersebut ditampilan oleh Aimee Saras, Endah Laras, Gabriel Harvianto, Galabby Thahira, Lea Simanjuntak dan band /Rif.

Panggung Satoe Indonesia dimulai dengan Sumpah Pemuda dan gesekan biola lagu Indonesia Raya karya WR Supratman. Lalu berlanjut ke Satu Nusa, Satu Bangsa karya L Manik.

Dari hening syahdu, Aminoto Kosin menghentak panggung dengan Varia Ibukota karya Mochtar Embut, Kicir-kicir karya Ibu Soed, Soleram, tak ketinggalan lagu-lagu ciptaan Ismail Marzuki seperti Juwita Malam dan Kopral Jono yang bernuansa jazz.

Selanjutnya para penyanyi pun membawakan lagu-lagu perjuangan Selendang Sutra, Pantang Mundur, dan Pahlawan Merdeka, dengan penuh penghayatan diiringi music orkestra yang mewah.

Kesenian Bagian dari Sejarah Penting

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengapresiasi orkestra Satoe Indonesia. “Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menempatkan kesenian dan kebudayaan sebagai bagian penting dari pembangunan kota. Bukan hanya sebagai penggerak identitas dan warisan budaya, namun juga sebagai pendorong ekonomi kreatif dan penopang kesejahteraan masyarakat,” kata Gubernur Pramono dalam sambutannya.

Menurut Pramono, Jakarta Philharmonic Orchestra adalah salah satu bagian sejarah penting kesenian ibu kota yang telah hidup dan berkembang sejak awal abad ke-20. Para tokoh bangsa seperti Bung Hatta dan Gubernur Ali Sadikin telah memberi perhatian besar terhadap keberlangsungan orkestra ini. Hari ini, dukungan tersebut terus berlanjut seiring tekad kita menjadikan Jakarta sebagai kota global peringkat 20 pada tahun 2027.

“Melalui konser ‘Satoe Indonesia, Perayaan Kebangsaan Indonesia’, kita tidak hanya merayakan seni dan musik, namun juga merenungkan kembali jalan panjang perjuangan bangsa—dari ikrar sacral Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 hingga keberanian pemuda Surabaya mempertahankan kemerdekaan pada November 1945. Konser ini menjadi ruang perjumpaan seni yang inklusif bagi seluruh elemen masyarakat—pelajar, pecinta musik, hingga keluarga—untuk bersama-sama menyalakan semangat kebangsaan dan rasa cinta terhadap Indonesia,” ujar Pramono Anung.

Pagelaran ini merupakan kolaborasi Jakarta Philharmonic Orchestra dan Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Jakarta Philharmonic Orchestra (JPO) merupakan kelompok musik orkestra di Kota Jakarta yang memiliki sejarah panjang dari masa ke masa telah  ada sejak 1904 dengan hadirnya Batavian Staff Orchestra, seiring perjalanan panjang Kota Jakarta. Kemudian pada 1912 berevolusi menjadi Bataviasche Philharmonic Orchestra, lalu berganti nama menjadi Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM) Orchestra, sebuah grup orkes di era radio Hindia Belanda tahun 1934.

“Dinas Kebudayaan sebagai pengampu kegiatan kebudayaan menggarisbawahi pentingnya dukungan Pemerintah agar perkembangan dan peningkatan kualitas budaya terutama demi kepentingan kesejahteraan warga kota dan gerak ekonomi berbasis kesenian dan kebudayaan,” kata Kepala Dinas kebudayaan Pemprov DKI Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary pada pagelaran Full Dress Rehearsal Perayaan Kebangsaan “Satoe Indonesia”, Sabtu (8/11/2025).

Miftahulloh melanjutkan, Jakarta Philharmonic Orchestra pada tahun ini menjadi bagian dari kegiatan Geber (Gerak Bersama) Budaya Jakarta, sebuah upaya untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mengapresiasi karya seni budaya, baik yang bersifat tradisional maupun modern.

“Seni dan budaya tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga menjadi penggerak aktivitas masyarakat,” jelas Miftahulloh.

Bagi Jakarta Philharmonic Orchestra ini adalah sebuah kebanggaan sekaligus tantangan untuk mengemban branding Jakarta dalam nama orkestra.  “Dari sini,  dalam kegiatan kami, rangkaian lagu-lagu Jakarta atau Betawi akan menjadi aransemen pembuka di setiap pagelaran. Visi kami adalah menjadikan lagu lagu Jakarta menjadi lagu dunia dan dimainkan oleh orkestra dunia serta Jakarta menjadi salah satu panggung orkestra di dunia,” jelas Aminoto Kosin, music director sekaligus konductor.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *