GoHappyLive.com, JAKARTA- Menurut data GHI (Global Hunger Index) 2017, permasalahan kelaparan di Indonesia memasuki skala yang cukup serius. Sebanyak 19 juta penduduk di Indonesia mengalami kelaparan. Hal ini menunjukkan bahwa keadilan pangan belum sepenuhnya menyentuh seluruh warga Indonesia.
Hendro Utomo, Founder Foodbank of Indonesia (FOI) mengatakan bahwa mengatasi permasalahan keadilan pangan perlu keterlibatan dari semua elemen masyarakat.
Jumat, 24/8 kemarin, sebagai lembaga masyarakat yang bergerak membantu masyarakat dalam memperluas akses pangan, FOI bersama Esri Indonesia, perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi Geographic Information System (GIS) melakukan Penandatangan Nota Kesepahaman (MOU) di Kantor Kelurahan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Kerjasama ini bertujuan membantu membangun kedaulatan pangan di Indonesia melalui redistribusi akses pangan yang lebih adil, melestarikan sumber daya pangan, dan keamanan pangan bagi segenap masyarakat.
“Kita perlu bahu-membahu menangani permasalahan ini. FOI sebagai lembaga masyarakat giat menggandeng pihak pemerintah dan dunia usaha untuk menjalankan program-program mengatasi permasalahan keadilan pangan,” ungkapnya.
Esri Indonesia salah satu perusahaan yang terpanggil untuk membangun masa depan pangan Indonesia yang lebih baik merupakan pemimpin dalam teknologi Geographic Information System (GIS). Kerja sama yang dilakukan antara FOI dengan Esri Indonesia adalah dalam bentuk peluncuran aplikasi.
Teknologi ArcGIS platform yang dimiliki oleh Esri Indonesia merupakan sebuah teknologi terintegrasi yang dapat membantu FOI dalam menyediakan wadah pengumpulan data dan menyampaikan informasi.
Teknologi ArcGIS merupakan sebuah aplikasi yang terintegrasi untukmembantu FOI dalam menyediakan wadah pengumpulan data dan menyampaikan informasi.
CEO Esri Indonesia, Achmad Istamar, mengungkapkan bahwa kerjasama ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kepedulian masyarakat dan merintis terbukanya akses pangan di Indonesia melalui aplikasi ArcGIS.
“Melihat permasalahan keadilan pangan, stunting, gizi kurang dan sebagainya, Esri Indonesia terdorong untuk berkontribusi membantu mengatasi permasalahan tersebut melalui teknologi geospasial sesuai dengan bidang keahlian kami,” katanya.
Foodbank of Indonesia (FOI) yang didirikan pada tahun 2015, berinisiatif untuk membantu persoalan gizi pada anak dan melakukan edukasi kepada keluarga. Salah satunya melalui program Sayap Dari Ibu (SADARI). SADARI adalah program intervensi gizi harian untuk anak terutama usia 2-5 tahun dan edukasi kepada orang tua mengenai gizi dan pola asuh.
Melalui aplikasi ini, FOI dapat melakukan survey terkait social mapping dan mendata calon relawan yang ingin mendaftar di seluruh Indonesia. Selain itu, aplikasi ini juga dapat memantau salah satu program FOI yaitu SADARI (Sayap Dari Ibu) program yang bertujuan untuk membantu mengurangi balita kurang gizi.
Teknologi geospasial yang digunakan pada aplikasi ini juga diharapkan mampu memotret situasi dan memberikan data alternatif yang nantinya akan sangat berperan memerangi kasus-kasus kurang gizi pada anak-anak dan membuka akses pangan bagi masyarakat terutama kaum lansia dan fakir miskin.
Penandatanganan MOU ini dihadiri pula oleh Lurah Cipulir, Kebayoran Lama, Adi Krisno Prayogo, yang sejak awal telah menjadi mitra FOI di Kelurahan Cipulir.
Pada kesempatan ini dilakukan juga pembagian makanan tambahan (PMT) dan Operasi Timbang yang merupakan bagian dari program FOI, yaitu Sayap Dari Ibu (SADARI) dalam mengatasi persoalan gizi pada anak-anak. Sekaligus dilangsungkan pula penyematan seragam relawan FOI kepada para relawan yang diberikan oleh CEO Esri Indonesia