Mon. Nov 18th, 2024

Mapel Informatika Bikin Anak Jadi Kreatif

GoHappyLive.Com, JAKARTA-Jangan terlalu khawatir kalau anak terlalu asyik di depan komputer atau laptopnya. Sebab, saat ini, anak-anak memang sudah diberi pengenalan mengenai ilmu informatikan sejak dini. Meski begitu, mata pelajaran (mapel) Informatika tidak serta merta mengajarkan anak untuk menjadi seorang programmer, tetapi yang lebih penting adalah belajar keterampilan untuk berkomunikasi, kolaborasi dan kreatif sehingga anak memiliki pola pikir komputeris.

“Menciptakan anak berpikir kritis, mampu memecahkan masalah, rasional dan menguasai ketrampilan abad 21. Itulah tujuan utama mapel informatika,” ujar pengamat pendidikan, Indra Charismiadji di sela seminar nasional Menyambut Datangnya Mata Pelajaran Informatika yang digelar di gedung PGRI Jakarta, belum lama ini.

Menurutnya, pengajaran Informatika bukanlah untuk mendorong anak menjadi seorang programer sehingga guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang bukan seorang programer tidak perlu khawatir.

“Kalau dulu mapel TIK mendidik anak belajar mengetik dari komputer. Kalau Informatika mengajarkan anak membuat aplikasi dan menciptakan hal baru, anak menjadi kreatif. Itu intinya,” terangnya.

Indra mencontohkan bagaimana kemampuan anak berpikir kreatif mampu menciptakan hal-hal baru seperti munculnya aplikasi transportasi online, media sosial facebook, dan lainnya.

Sekolah tidak ada yang mengajarkan bagaimana membuat facebook atau aplikasi transportasi online. Tetapi karena kreativitas, aplikasi-aplikasi berbasis IT tersebut muncul dan menjadi lapangan baru bagi jutaan orang di dunia.

Ia mengatakan bahwa desain mapel Informatika masuk dalam prakarya untuk jenjang SMP dan simulasi digital untuk jenjang SMA.Dia berharap pemerintah bisa mendesain mapel baru ini memenuhi kebutuhan pendidikan di era modern.

Indra menjelaskan bahwa penerapan mapel informatika akan terganjal bila guru dan fasilitasnya tidak mendukung. Meskipun saat ujian nasional berbasis komputer (UNBK) banyak SMP dan SMA yang menjadi penyelenggaranya tapi bukan berarti fasilitasnya ada.

Namun, faktanya banyak sekolah yang meminjam komputer di sekolah lain. Begitu juga dengan kualitas guru. Dulu ada mapel TIK tapi isinya sangat berbeda dengan informatika.

TIK hanya mengajarkan bagaimana siswa menggunakan komputer. Sekarang mapel informatika mengajarkan siswa bagaimana membuat aplikasi dan berpikir HOTS (high order thinking skills).

“Guru-guru kita harus belajar dan mengembangkan diri karena sekarang sudah jadi zamannya internet of thinking. Jadi bukan hanya siswa yang harus berpikir computational thinking, gurunya juga harus mengubah mindset-nya,” pungkasnya.

Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud Awaluddin Tjalla mengatakan, saat ini jumlah guru TIK adalah 40 ribu orang. Yang belum memenuhi sertifikasi dan tidak linear pendidikan S1-nya sebanyak 20 ribu orang. Di satu sisi, tidak ada penambahan guru baru.

“Ini akan menjadi masalah karena sekarang sudah ada mapel informatika. Walaupun bukan mapel wajib dan hanya pilihan di SMP dan SMA tapi butuh guru-guru yang mengerti informatika,” kata Tjalla.

Mapel informatika, lanjut dia, harus diajari guru-guru yang punya kompetensi di bidang tersebut. Karena ada laporan di lapangan, bahwa masih jadi ganjalan belum sinkronnya konten buku dan kompetensi dasar guru.

“Guru harus dilihat kemampuan strategi pembelajarannya. Karena selembar informasi di buku oleh guru berkompetensi baik, bisa disampaikan dalam empat jam pelajaran. Tapi guru yang tidak kompeten 100 halaman belum cukup untuk sejam pelajaran,” paparnya.

Mapel Informatika yang disiapkan Kemdikbud sebagai pengganti pelajaran TIK sifatnya menjadi pelajaran muatan lokal. Oleh karena itu, pengembangan pelajaran Informatika diserahkan sepenuhnya kepada daerah. Rencananya maple ini menjadi mata pelajaran utama.

“Meskipun ini baru untuk SMP dan SMA. Idealnya, tingkat SD sudah diberikan, agar mereka kreatif dan kritis,” tuturnya.

Salah satu kendala penerapan mapel Informatika adalah ketersediaaan jaringan internet. Sebab, masih banyak daerah yang kesulitan untuk menikmati jaringan internet.

“Ini menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah,” tukasnya.

 

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *