Sun. Nov 17th, 2024

GoHappyLive.com, JAKARTA- Penggunaan obat sebagai upaya menjaga kesehatan tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Tapi tahukah Anda cara memusnahkan obat-obat yang telah kadaluarsa atau tidak dikonsumsi lagi? Lalu, bolehkan kita berbagi obat pada orang lain lantaran merasa sayang untuk membuangnya?

 

Menurut Ketua PP Hisfarkesmas, Indri Mulyani Bunyamin, S.Si, Apt,  obat sisa pakai, baik yang telah kadaluarsa atau masih layak pakai, sebaiknya tidak dibuang sembarangan.

“Jangan dibuang ke tempat sampah atau saluran air. Karena keduanya ada risiko sendiri-sendiri,” kata Indri, disela-sela Gathering Blogger And Journalist: Be Smart and Fun with Pharmacist di kantor secretariat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), baru –baru ini.

Kata Indri membuang obat sisa pakai secara bijak dapat menghindari kerusakan lingkungan serta penyalah gunaan oleh pihak tidak bertanggung jawab.

“Jika dibuang begitu saja, pertama dapat merusak lingkungan. Karena itu sebelum dibuang, kalau berupa tablet harus digerus dulu, kalau berupa cairan campur dengan tanah. Masukkan ke dalam kantong plastic, kemudian baru dibuang ke tong sampah. Jadi jangan langsung dibuang ke saluran air atau tanah,” jelas Indri.

Perlakuan yang sama juga dapat dilakukan pada obat salep , gel atau cream.

“Keluarkan lebih dulu dari pot atau tubenya, setelah itu jangan lupa mencampur dengan air atau tanah. Kemudian masukkan kedalam kantong plastic, baru setelah itu dibuang,” lanjutnya.

Sementara untuk pemusnahan wadah obat sisa, jika obat dalam kemasan botol, maka lepaskan label obat dari botolnya.

Hal tersebut tak lain untuk meminimalkan kemungkinan wadah tersebut digunakan kembali oleh oknum-oknum tertentu,” paparnya.

Bagaimana jika obat sisa pakai masih dalam kondisi baik alias belum kadaluarsa? Menurut Indri, setiap dari kita dapat menyumbangkan ke puskesmas-puskesmas terdekat agar dapat dimanfaatkan pasien tidak mampu.

Indri tidak merekomendasi obat sisa pakai walaupun dalam kondisi baik, langsung diberikan pada orang lain tanpa sepengetahuan dokter atau tenaga kesehatan, seperti apoteker.

“Tidak disarankan untuk berbagi obat sekalipun pada keluarga sendiri. Misalnya anggota keluarga kita ada yang batuk pilek. Lalu besoknya ada tetangga dengan penyakit serupa, karena sayang obatnya terbuang, lalu kita bagikan obat sisa pakai itu padanya. Karena belum tentu obat yang diresepkan dokter untuk kita cocok untuk orang lain. Lebih baik kalau memiliki sisa obat yang lumayan banyak. Daripada terbuang, lebih baik serahkan ke puskesmas terdekat,” ucap Indri.

Gathering Blogger And Journalist: Be Smart and Fun with Pharmacist merupakan rangkaian perayaan World Pharmacist Day yang jatuh tiap tanggal 25 September.

Di Indonesia, peringatan Hari Apoteker Sedunia 2018 dilaksanakan secara serentak pada 22 September -22 Oktober 2018. Selain kegiatan di pusat yang diselenggarakan oleh PP IAI dan IYPG (Indonesia Young Pharmacist Group) berupa gathering bersama jurnalis dan blogger dengan tema Be Smart and Fun With Pharmacist : Your Medicine Expert (Cerdas dan Ceria Bersama Apoteker : Ahli Obat Anda) pada Sabtu, 29 September di Sekretariat PP IAI. Dilaksanakan pula kegiatan di daerah yang diselenggarakan oleh Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang IAI serta IYPG.

Tema Hari Apoteker Dunia menekankan bahwa apoteker adalah sumber pengetahuan dan saran yang terpercaya, tidak hanya untuk pasien tetapi untuk profesional pelayanan kesehatan lainnya.

Untuk setiap pasien yang masuk ke apotek, apoteker memastikan bahwa obat yang tepat diberikan pada dosis yang tepat dan dalam formulasi yang paling sesuai.

Apoteker bekerja dengan profesional pelayanan kesehatan lainnya untuk memastikan bahwa setiap individu menerima pelayanan yang optimal. Selain itu, sebagai salah satu profesional kesehatan yang paling mudah diakses secara global, apoteker menggunakan ilmu yang dimiliki untuk melindungi kesehatan dan mencegah penyakit.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *