GoHappyLive.com, JAKARTA- Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap hidrasi sehat mendapat apresiasi dari European Journal of Nutrition ( Liq.in 7). Dalam publikasi Liq.in 7 2018 menunjukkan bahwa sebanyak 78% anak-anak, 79 % remaja, 72 % dewasa dari total 3644 partisipan telah tercukupi kebutuhan cairannya. Dalam pemenuhan cairan tersebut, air putih adalah kontributor total asupan cairan untuk seluruh umur (76-81 %).
Namun , masyarakat Indonesia masih tinggi dalam mengkonsumsi lebih dari 1 porsi (250 ml) minuman bergula setiap harinya.
“Total asupan cairan masyarakat Indonesia sudah meningkat, tetapi hal tersebut juga diiringi dengan peningkatan asupan minuman bergula. Asupan minuman bergula yang berlebihan dapat secara signifikan meningkatkan risiko obesitas, diabetes mellitus dan dapat menyebabkan penyakit lain , seperti ginjal,” ungkap Professor Stavros A. Kavouras, professor di bidang Nutrisi dari Arizona State University, Amerika Serikat disela-sela menghadiri konferensi Indonesian Hydration & Health Conference (IH2C) ke-2 di Gedung IMERI, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), awal pekan ini.
Untuk mendorong perilaku masyarakat dalam memenuhi hidrasi sehat tersebut, pemerintah bersama berbagai pihak terus melakukan upaya. Salah satunya program Ayo Minum Air (AMIR).
Program ini diinisiasi oleh Indonesian Hydration Working Group (IWHG} beserta PT. Tirta Investama (Danone-AQUA) dan Kementrian Kesehatan .
“Dengan kebiasaan minum air terjadi peningkatan taraf kesehatan. Terutama yang terkait kognisi anak dimana dengan hidrasi yang baik akan membantu meningkatkan konsentrasi belajar di sekolah. Karena itu intervensi pada anak sejak awal untuk berperilaku yang benar tentang hidrasi sangat dibutuhkan. Tujuannya agar di masa mendatang anak –anak terbiasa melakukan kebiasaan baik ini, untuk mengurangi risiko dampak negative yang timbul akibat kurangnya pemenuhan hidrasi yang sehat,” kata Ketua IHWG, Prof. Dr. dr.Budi Wiweko, SpOG (K), MPH.
Ditambahkan dr . Budi menanamkan kebiasaan pemenuhan hidrasi sehat hendaknya dilakukan sejak anak berada di dalam kandungan dan berlanjut pada masa menyusui. Bahkan pada ibu menyusui kebutuhan air jauh lebih banyak dibanding ibu hamil.
“Kebutuhan air pada ibu hamil hanya 2,5 liter per hari. Dengan terpenuhinya asupan air yang ckup maka akan menghasilkan air ketuban yang baik pula. Sementara untuk ibu menyusui kebutuhan air minum mencapai 2,7 sampai 2,8 liter per hari. Karena kan si ibu turut memenuhi kebutuhan bayinya,” lanjut dr. Budi.
”Air sebagai makro nutrisi yang seringkali terlupakan. Padahal dalam setiap kampanye gizi seimbang , ada gambar 8 gelas air yang harus dikonsumsi. Kalau pada anak butuh 6 gelas per hari. Pada anak-anak kekurangan air dapat diketahui lewat warna urine nya. Kalau warnanya kuning pekat, itu artinya anak kurang minum. Semakin pudar warna kuning menandakan kebutuhan airnya tercukupi. Selain lewat urine, bisa dilihat dari kondisi kulit yang kering,” lanjutnya.
Untuk memenuhi 6 gelas air minum pada anak sebaiknya dilakukan secara bertahap. Misalnya minumlah 1 gelas air putih di pagi hari. Yang paling baik minum air putih usai bangun pagi akan berdampak baik pada metabolisme tubuh. Sisanya minum pada saat sarapan, makan siang , malam dan saat melakukan aktivitas bermain.
Ketua Departemen Medical Physiology di Toulouse School of Medicine, Paul Sabatier France University, Prof Iva Tack mengatakan kebiasaan minum air yang sehat dapat menjaga kesehatan ginjal.
“Minum air paling sedikit 2 liter atau 8 gelas bagi orang dewasa dapat membantu mencegah penyakit batu ginjal, infeksi kandung kemih dan dapat membatasi perkembangan (progresi) dari penyakit ginjal akut,” pungkasnya.