GoHappyLive.com, JAKARTA- Kini khitan atau sunat bukan menjadi kewajiban bagi pria muslim saja. Sunat atau sirkumsisi , yaitu sebuah prosedur membuang kulit prepusium penis atau lebih dikenal dengan kulup sudah menjadi kebutuhan guna menghindari pria dari risiko berbagai penyakit kelamin. Namun sayangnya, tidak sedikit yang mengalami ketakutan demi membayangkan jarum suntik dan pisau bedah melakukan proses sunat ini.
Dari The American Psychiatric Association terdapat 10% orang di dunia yang mengalami fobia jarum suntik . Biasanya orang yang mengalami fobia jarum suntik akan menghindari perawatan medis dengan menggunakan alat ini. Jika sudah begitu maka dapat menghambat perawatan kesehatan.
Bicara tentang sunat sendiri, pada pria muslim adalah sebuah ritual wajib yang tak dapat dihindari. Biasanya setiap orang tua akan mulai menawarkan anak-anaknya untuk bersunat pada usia-usia sekolah dasar atau sekolah menengah pertama.
Meski berat dan setelah dibujuk-bujuk dengan berbagai iming-iming ‘hadiah’ biasanya anak akan sedikit luluh hati dan kemudian pasrah untuk disunat.
Sayangnya persoalan belum selesai hingga anak dinyatakan lolos dari ruangan tindakan alias proses sunat telah tuntas dilaksanakan.
Bahkan terdapat beberapa kasus yang mengharuskan seseorang untuk sunat kembali atau melakukan revisi penis pada saat dewasa. Pada anak yang baru saja selesai bersunat pun terpaksa menjalani sunat kembali lantaran anak tidak bisa tenang selama disunat maka terjadi kesalahan dalam penanganan selama proses sunat yang berisiko kulup kembali lagi.
Nah, melakukan tindakan sunat kembali bukan perkara mudah. Hal ini tentu menimbulkan rasa trauma tak berkesudahan.
Pakar sunat, dr Mahdian Nur Nasution dari Rumah Sunat dr Mahdian mengatakan kini dengan teknologi kesehatan yang kian canggih menjadikan prosedur sunat tidak menimbulkan rasa trauma lagi.
“Pemberian obat anestesi tanpa jarum menggunakan teknologi needle free injection dengan mengantarkan cairan obat kedalam lapisan kulit masuk kedalam jaringan subkutan tanpa penetrasi jarum yang tajam adalah solusinya,” jelas dr. Mahdian, diacara Temu Media, di kawasan Matraman, awal pekan ini.
Teknologi Needle-free injection berasal dari Korea, adalah sebuah teknologi mengantarkan cairan obat dengan menggunakan mekanisme tenaga pegas berkecepatan tinggi. Dengan kecepatan tinggi inilah dapat menghasilkan pancaran cairan sehingga obat dapat berpenetrasi ke dalam kulit melalui lubang yang sangat kecil.
“Penggunaan teknologi ini berguna untuk membuat anak tidak takut dan juga bisa menghindari reaksi kulit setelah penyuntikan, seperti menimbulkan rasa nyeri, kulit menjadi biru atau bengkak,” papar dr. Mahdian, lagi.
Sunat merupakan moment yang tidak terlupakan dan hanya dilakukan satu kali seumur hidup. Oleh karenanya pengalaman sunat ini jangan menjadi pengalaman yang buruk bagi anak.
“Melalui teknologi ini memungkinkan dapat memberikan pasien sunat kenyamanan lebih saat proses anestesi dilakukan,” tambah dr. Encep Wahyudan, salah satu praktisi sunat di Rumah Sunat dr. Mahdian.
Manfaat Sunat
Terdapat berbagai bukti ilmiah yang menunjukkan manfaat sunat dari sisi media, antara lain Menghindari risiko berbagai penyakit, seperti: gonore, herpes, kanker serviks, infeksi saluran kemih, penularan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Human Papilloma Virus (HPV).