GoHappyLive.com, JAKARTA– Kanker payudara masih menjadi penyakit yang paling mematikan bagi kaum hawa di Indonesia. Terlambatnya penyakit tersebut terdeteksi disebabkan oleh banyak hal, seperti pasien datang di saat penyakit sudah di stadium tinggi, biaya yang mahal, serta rasa takut terhadap diagnosa kanker.
Padahal untuk mencegah hal ini terjadi, sebenarnya ada cara murah bahkan gratis demi deteksi dini kanker payudara dengan Periksa Payudara Sendiri atau SADARI.
Hal ini dijelaskan dalam seminar sehari yang mengangkat tema “Menuju 0 (Nol) Penemuan Stadium Lanjut Kanker Payudara”, yang di inisiasi PT Uni-Charm Indonesia Tbk sebagai sebuah usaha pentingnya deteksi dini kanker payudara lewat kerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) dan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI).
Melibatkan para narasumber seperti; Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Linda Gumelar, Pendiri dan Ketua Umum Yayasan Kanker Payudara Indonesia, dr Walta Gautama , Sp.B(K) Onk , Ketua Peraboi (Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Onkologi Indonesia), Yuji Ishii, Presiden Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk., Heni Indrayati GM , Dept Head Corporate Planning – PT Uni-Charm Indonesia Tbk, dan Penyintas Kanker Payudara
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), kanker payudara merupakan kanker yang paling umum terjadi di dunia per tahun 2021, dengan rasio kasus baru mencapai 12 persen dalam satu tahun.
Di Indonesia sendiri, jumlah pasien dan kasus meninggal pada kanker payudara merupakan yang paling banyak dibanding jenis kanker lain.
Menurut Linda Gumelar sekitar 70 persen pasien kanker payudara datang berobat ke dokter secara medis sudah dalam stadium lanjut.
“Kami yakin apabila semua orang (khususnya perempuan) secara rutin melakukan SADARI secara kontinu hari ke 7–10 dari menstruasi hari pertama dan SADANIS atau Periksa Payudara Secara Medis, maka kejadian kanker payudara stadium lanjut dan kematian yang tinggi dapat dicegah,” ujar Linda.
Senada dengan apa yang disampaikan Linda Gumelar, Presiden Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk., Yuji Ishii menyatakan bahwa kanker payudara merupakan masalah kesehatan yang serius baik di seluruh dunia dan di Indonesia, sehingga kami merasa perlu dilakukan upaya dengan segera bersama organisasi non pemerintah dan kementerian,” ungkapnya.
Penanganan yang dilakukan adalah meminimalisir resiko terjadinya kanker payudara dengan melakukan deteksi dini, dan hal ini perlu disebarluaskan kepada para konsumen khususnya wanita. “Sejalan dengan upaya dari Kemenkes dan YKPI untuk mempenetrasikan gerakan SADARI, kami mendukung ajakan periksa payudara sendiri setiap satu bulan satu kali setelah menstruasi, bertepatan dengan waktu penggunaan produk kami, melalui peluncuran slogan ‘Ayo SADARI Setelah Menstruasi,” jelas.
dr. Maxi Rein Rondonuwu menyebutkan jika kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak di dunia termasuk di Indonesia. “Untuk menyelesaikan permasalahan ini, diperlukan dukungan semua pihak termasuk oleh Perusahaan, Lembaga Swadaya Masyarakat, akademisi, dan organisasi profesi lainnya. Kami berharap PT Uni-Charm Indonesia Tbk dapat bergandengan tangan seterusnya dengan Pemerintah untuk mensosialisasikan gerakan SADARI,” ujarnya.
Melanjutkan upaya bersama Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) di tahun lalu, di tahun ini Charm kembali menggandeng Kemenkes meluncurkan slogan ‘Ayo SADARI Setelah Menstruasi’ demi mempenetrasikan literasi akan pentingnya gerakan ‘Periksa Payudara Sendiri’ (SADARI) untuk mendukung deteksi dini resiko kanker payudara. Lewat donasi yang diberikan Charm kepada YKPI untuk mempenetrasikan gerakan SADARI, diharapkan dapat mendukung aktivitas Pink Ribbon di bulan Oktober yang diperingati sebagai bulan kesadaran kanker payudara. Ini demi berkontribusi pada perwujudan 0 penemuan kanker payudara stadium lanjut yang dicanangkan oleh Kemenkes.
Di sisi lain PT Uni-Charm Indonesia Tbk juga memiliki beberapa program untuk menyebarluaskan gerakan ini di kemasan produk Charm.
Sekaligus, menyarankan pelaksanaan SADARI pada hari ke 7-10 dari hari pertama menstruasi. Kampanye juga dilakukan dengan membuat video yang menjelaskan cara melakukan SADARI dan disebarluaskan melalui YouYube dan media sosial.
Ahli Onkologi dan Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI), dr Walta Gautama menekankan tentang pentingnya melakukan SADARI. “Skrining kanker payudara adalah hal yang wajib dan penting dilakukan oleh setiap masyarakat untuk mendeteksi kemunculan kanker payudara sejak dini. Namun sejatinya skrining ini bisa dimulai dilakukan dengan cara yang mudah di rumah saja setiap bulannya,” papar Walta.
Salah satu survivor kanker payudara, Kartika Kembaren juga turut mendukung gerakan SADARI yang mana sangat dianjurkan untuk mewujudkan 0 penemuan kanker payudara stadium lanjut.
“Saya sangat akan sangat senang apabila semakin banyak pihak yang tidak hanya dari pemerintah tetapi juga pihak swasta aware dan sharing tentang edukasi SADARI. Saya sangat mengapresiasi langkah dan komitmen PT Uni-Charm Indonesia Tbk. dalam mengedukasi gerakan SADARI bersama pihak terkait,” harapnya.