Sun. Dec 22nd, 2024

GoHappyLive.com, JAKARTA-  Salah satu kisah klasik warga Jakarta dan sekitarnya adalah kemacetan yang membuat “tua di jalan”. Karena itu  pembangunan transportasi publik yang digenjot pemerintah  dinilai banyak pihak  dapat meningkatkan kualitas hidup, terutama dengan terpangkasnya waktu yang  dihabiskan di perjalanan.  Beroperasinya MRT akan memberi warna baru bagi kehidupan warga kota, terutama bagi mereka yang tempat tinggal atau kantornya terhubung dengan jaringan MRT.

 

Sebagaimana catatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2007, kemacetan  berdampak pada menurunnya produktivitas dan kualitas hidup warga kota. Waktu untuk beristirahat  dan bercengkrama bersama keluarga dan sahabat semakin berkurang karena masyarakat harus  bergegas setiap pagi dan baru pulang ketika malam menjelang.

“Waktu yang dihemat itu memberikan keleluasaan untuk membangun quality of life. Kita akan mempunyai waktu lebih untuk keluarga, menekuni hobi, hingga untuk bersekolah lagi,” ungkap Direktur Pengembangan Bisnis Intiland Permadi Indra Yoga disela-sela acara media group discussion #LivingConnected yang membahas pengaruh positif dari ketersediaan fasilitas transportasi publik modern terhadap budaya masyarakat dan nilai investasi properti. Diskusi diselenggarakan PT Intiland Development Tbk (Intiland;DILD) di  South Quarter, Jakarta, akhir pekan ini.

Selain Permadi, hadir  pula sebagai pembicara  Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW)  Ali Tranghanda dan dimoderatori wartawan senior dibidang properti, Edo Rusyanto.

Menurut Permadi, kini konsumen harus mempertimbangkan kemudahan akses dari dan menuju transportasi publik dalam memilih properti. Pada sisi lain, pertimbangan ini juga berlaku bagi perusahaan-perusahaan dalam memilih lokasi kantornya.

Harus diakui, program pemerintah untuk menggencarkan pembangunan infrastruktur transportasi publik dinilai banyak pihak memberikan manfaat langsung bagi masyarakat luas.

Demikian pula bagi masyarakat Jakarta dan kota penyangganya seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) yang merasakan langsung hadirnya beragam moda transportasi publik modern, seperti Kereta Rel Listrik (KRL), bus TransJakarta, Light Rail Transit (LRT) Jabodebek, hingga Mass Rapid Transit (MRT) Fase I Lebak Bulus – Bundaran HI yang beroperasi secara komersil mulai Senin, 1 April 2019 lalu.

Beragam moda transportasi publik modern ini memberikan manfaat nyata, bukan hanya mampu  menciptakan konektivitas, efisiensi, dan meningkatkan produktivitas, tetapi ternyata juga  meningkatkan nilai investasi kawasan. Dampak positif lainnya adalah terjadinya perubahan budaya dan gaya hidup masyarakat urban untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik.

Permadi  menambahkan tema #LivingConnected merupakan sebuah program kampanye yang  diangkat Intiland sebagai apresiasi terhadap beroperasinya fasilitas MRT baru-baru ini, serta upaya membangun kesadaran publik untuk peningkatan kualitas hidup.

Hadirnya beragam moda transportasi modern ini diyakininya membawa perubahan, seperti memudahkan konektivitas dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang.

Sebagai pengembang properti, menurutnya, Intiland telah berpartisipasi secara pro-aktif dan mengantisipasi dinamika tersebut dengan menghadirkan sejumlah produk properti hunian dan perkantoran terbaik yang dilalui jalur MRT maupun moda transportasi modern lainnya.

“Rata-rata jarak tiap properti tersebut dari stasiun MRT terdekatnya kurang dari 500 meter, sehingga waktu tempuh berjalan kaki kurang dari 10 menit. Bahkan Intiland Tower Jakarta berada tepat  bersebelahan dengan stasiun MRT Bendungan Hilir,” ungkapnya.

Pesatnya perkembangan infrastruktur dan fasiltas transportasi publik modern ini juga menjadi  perhatian serius Ali Tranghanda. Sebagai pelaku pasar sekaligus pemerhati perkembangan properti, menurutnya, pembangunan infrastruktur transportasi menjadi stimulus pertumbuhan dan kemajuan sebuah kawasan.

Perubahan tersebut tidak lepas dari berkembangnya konsep Transit Oriented Development (TOD)  secara terpadu, khususnya di wilayah Jakarta. Pengembangan konsep ini menciptakan konektivitas secara terpadu melalui beragam moda transportasi modern.

“Peningkatan nilai properti turut ditentukan oleh ketersediaan fasilitas transportasi publik dan konsep pengembangannya. Semakin dekat dan mudah menjangkau fasilitas tersebut, maka nilai investasi properti yang berada di kawasan tersebut akan menjadi lebih tinggi,” kata Ali.

Ia mencatat ada sembilan faktor keunggulan dari konsep TOD antara lain mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi, kemudahan mobilitas, menciptakan aksesbilitas dari wilayah urban dan sub-urban, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

 

 

foto: oriza sativa

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *