GoHappyLive.com, JAKARTA- Pandemi Covid-19 telah melanda hingga semua belahan dunia. Tidak hanya berdampak terhadap kesehatan, virus Corona ini juga merusak sendi perekonomian dan hubungan sosial jangka panjang. Bahkan pada sebuah penelitian menyebut dalam kurun waktu 3 bulan belakangan ini ada sekitar seribu wanita meninggal dunia di Perancis dan Meksiko akibat menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Hasil penelitian ini jelas menjadi satu kegelisahan bagi Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
Kegelisahan ini pun sangat mendasar mengingat Kowani adalah organisasi federasi dengan 97 organisasi kewanitaan tingkat nasional didalamnya.
Menurut Ketua Umum KOWANI) Giwo Rubianto, KDRT selama masa pandemi ini merupakan efek tak langsung dari kebijakan Lock Down, Stay at Home atau PSBB.
“Sewaktu menjadi Ketua KPAI (Komisi Perlidungan Anak Indonesia), pernah ada penelitian yang menyebut KDRT terhadap wanita dan anak lebih sering terjadi pada saat hari libur, biasanya Sabtu dan Minggu,” ungkap Giwo yang juga pernah menjabat sebagai Ketua KPAI pada periode 2004-2007, lalu.
Kendati dari data YLBH Apik dan Komnas Perempuan belum terlihat ada kenaikan yang signifikan dari kasus KDRT selama PSBB.
Namun Giwo khawatir banyak terjadi KDRT yang tidak dilaporkan. Hal itu bisa terjadi karena banyak wanita Indonesia yang tidak memiliki akses untuk melaporkan tindak KDRT.
“Apalagi sekarang dalam masa PSBB, mungkin mereka mau melapor tapi tunggu masalah Covid-19 ini selesai,” ujar Giwo.
Menyikapi Hal tersebut, Kowani telah menyiapkan sejunlah langkah-langkah.
Diantaranya membantu warga yang terdampak langsung secara ekonomi dan konseling.
Secara ekonomi, Kowani telah membagikan paket sembako kepada masyarakat yang terdampak Covid-19.
Pekerja profesi seperti jurnalis juga tak luput dari perhatian Giwo.
“Wartawan menjadi salah satu garda terdepan dalam memutus rantai Covid-19. Pekerjaan mereka sangat rentan bersinggunggan dengan ODP atau PDP. Oleh karena itu Kowani menilai jurnalis pantas mendapat perhatian,” papar Giwo, usai menyerahkan donasi paket sembako kepada panitia Peduli Jurnalis, pada akhir pekan ini.
Lebih jauh Giwo mengatakan perempuan merupakan pihak yang paling terdampak secara mental akibat Covid-19.
Namun di sisi lain, perempuan dituntut untuk kuat dan tegar.
“Tuntutan dari suami dan anak, perempuan harus bisa memerankan tugas istri dan ibu dengan baik,” ujar Giwo.
Giwo menghimbau agar segala tuntutan tersebut tidak dijadikan beban. Sebaliknya semua wanita Indonesia agar bisa mengambil hikmah dari musibah ini.
Salah satunya dengan memanfaatkan kesempatan stay at home ini untuk menjadi pendidik yang baik bagi anak-anak dan menjadi ibu rumah tangga yang melayani anggota keluarga dengan baik.
“Karena itu Kowani samt Mini aktif memberikan konseling kepada para ibu melalui kegiatan tatap muka virtual. Memang sulit mengubah kebiasaan yang sehari-hari kerja, keluar rumah dan memiliki family time hanya di akhir pekan. Kini bertemu terus selama berminggu-minggu. Sudah pasti akan muncul banyak persoalan dan konflik. Apalagi jika suaminya menjadi korban PHK,” urai Giwo, berempati.
Giwo mengajak para ibu memanfaatkan peluang bersama di dalam rumah dengan memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak-anaknya.
“Karena hikmahnya, kita sudah diberikan kesempatan yang terbaik untuk saling asih, asah dan asuh,” tukas Giwo yang telah dua kali menjabat sebagai pimpinan organisasi wanita tertua di Indonesia, ini.
Kowani didirikan tahun 1928 telah menjadi jaminan sebuah organisasi yang mumpuni dengan banyak penghargaan nasional, regional maupun internasional.