GoHappyLive.com, JAKARTA — Aliansi Perempuan Peduli Indonesia (ALPPIND) DKI Jakarta menggelar Rapat Kerja Wilayah. Dihelat secara virtual lewat Zoom pada Minggu 6 September 2020, Rapat Kerja Wilayah ini dipimpin langsung oleh Ketua Umumnya Dr. Hj. Khasanah, M.Pd dengan tujuan menyatukan strategi yang matang.
Saat ini ALPPIND DKI Jakarta anggotanya meliputi bukan hanya perempuan yang menjadi ibu rumah tangga tapi juga mereka yang merupakan profesional di bidang masing-masing. Mulai dari Ustadzah, akademisi, pengusaha, tenaga kesehatan,, ahli hukum dan sebagainya.
Menurut Dr. Hj. Khasanah, M.Pd, Ketua Umum ALPPIND DKI penyelenggaraan Rapat Kerja ini sebagai bagian dari kerja berkesinambungan sejak Rapat Kerja Nasional beberapa waktu lalu.
“Kami ingin memberikan layanan kepada masyarakat bermitra dengan pemerintah guna mempercepat kemandirian ekonomi, pencerdasan politik dan hukum,” kata Dr. Khasanah.
DKI Jakarta yang menjadi area kerja Alppind DKI Jakarta adalah wilayah yang sangat strategis sebagai ibu kota negara.
Dengan kerja nyata Alppind DKI yang baik dan bisa dilihat oleh siapapun yang hadir untuk berkordinasi dengan pemerintah daerah dan pusat yang ada di Jakarta.
“Posisi kami sangat strategis untuk memberikan yang terbaik bagi mereka yang datang ke Jakarta, dan berharap mereka bisa membawa kebaikan saat kembali ke wilayahnya.”
Kepada perwakilan dari Pemda DKI Jakarta, perwakilan dari Alppind pusat dan seluruh undangan yang hadir terdiri para pucuk pimpinan organisasi-organisasi kemasyarakatan, Dr. Khasanah berharap tak hanya bisa mendapatkan masukan dan arahan terbaik demi kerja profesional Alppind DKI, tapi juga ke depannya bisa bermitra untuk mendorong masyarakart Indonesia umumnya dan masyarakat DKI khususnya menjadi bangsa yang lebih bermartabat, cerdas dan maju.
Dalam sambutan dan peresmian pembukaan raker Alppind DKI oleh Gubernur DKI Anies Baswedan yang diwakili oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta, Ir. Tuty Kusumawati mendukung penuh upaya Alppind DKI melalui visi dan misinya melalui upaya untuk penguatan keluarga.
Salah satunya, misalnya saja pada topik tentang Kegiatan Strategis Daerah No. 13, tentang pencegahan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Jika kita bisa menghadirkan keluarga yang berketahanan, setidaknya ini bisa mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang kini 70 persen korbannya adalah perempuan,: kata Tuty.
Kehadiran Alppind bisa menjadi kekuatan besar untuk perubahan sekaligus menjadi ujung tombak perbaikan dalam masyarakat
Menurut Tuty berdasarkan data yang dihimpun PPAPP ada pergeseran angka sejak 2019. Jika dulu sekitar 53 persen korban anak-anak, maka tahun ini korban lebih banyak anak perempuan dan juga kaum perempuan.
Seperti Kepala dan Leher
Di masa pandemi ini yang mungkin diperkirakan bisa mencapai tahun 2021, Kadis PPAPP berharap tetap bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan modifikasi atas banyak hal yang mau tak mau dilakukan secara online.
“Untuk itu kami berharap bisa mengintegrasikan program kerja Pemprov dengan Alppind DKI, misalnya saja dengan menjadikan Alppind DKI sebagai operator kegiatan kolaborasi itu untuk menciptakan keluarga-keluarga yang lebih berketahanan,”paparnya.
Sebelumnya dalam Rapat Kerja Tingkat Nasional bulan Agustus lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Alppind dibentuk untuk merapatkan barisan kaum perempuan. Dia mengatakan bahwa organisasi perempuan dalam kiprahnya bukan lembaga yang tak bisa dipandang sebelah mata.
“Alppind dibangun untuk membangun kekuatan yang terserap jadi kekuatan yang terintegrasi. Ibu-ibu ini kekuatan yang luar biasa. Kalau bapak-bapak kepala rumah tangga, ibu itu leher yang menentukan kepala nengok kanan atau kiri, “kata Anies yang juga merupakan Ketua Dewan Kehormatan ALPPPIND.
Sekjen Allpind Pusat, Dr. Hj. Astriani Baiti Sinaga dalam sambutannya menyebutkan penyelenggaran raker perdana Alppind DKI mereukan kontribusi kebaikan yang besar bagi masyarakat luas.
Mengingat posisi DKI Jakarta , kota yang kompleks permasalahannya, sebagai barometer nasional yang punya kekhasan. “Persoalan bangsa terlalu banyak, tak bisa diselesaikan satu orang. Kita harus bermitra, sembari mengingat core dari organisasi ini adalah pengarusutamaan keluarga,” kata Astriani.
Dia mengingatkan bahwa pengarusutamaan keluarga ini harus diakui secara nasional masih dilakukan secara sektoral. Padahal persoalan keluarga tak bisa disepelekan. Survei Komisi Perlindungan Anak, menyebutkan keluarga merupakan problem besar saat ini.
Contohnya sejak pandemi, Pembelajaran Jarak Jauh yang mau tak mau harus dilakukan. “Ternyata banyak orang tua yang tak memahami teknologi, sementara 75 persen anak memanfaatkan teknologi ternyata tak hanya untuk belajar. Ini tantangan buat kita semua,” kata Dr. Astriani.
Karenanya menurut Dr. Astriani, Alppind tak bisa sendiri, harus berkordinasi dengan organisasi lain.
“Sangat penting bagi kita menginisiasi Perda Ketahanan Keluarga dan membreak-down persoalan-persoalannya disesuaikan dengan kekhasan wilayah,” ujar Astriani.
Ketua Presisium Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia Hj. Sabriati Aziz, M.Pdi, menyambut hangat pula upaya Alppind Indonesia untuk menguatkan program-program kerjanya melalui raker perdana ini.
“Kehadiran Alppind bisa menjadi kekuatan besar untuk perubahan. Apalagi memang anggotanya terdiri dari lintas profesi. Ini bisa menjadi ujung tombak perbaikan dalam masyarakat. Tinggal bekerja ekstra baik untuk hadirkan kesejahteraan masyarakat. Alppind DKI akan mengalami kerja-kerja panjang yang akan dimanage dengan baik,” katanya.