Mon. Nov 18th, 2024

GoHappyLive.com, LAMPUNGSELATAN–Seiring kesadaran masyarakat untuk mencintai kerajinan daerah, turut membawa geliat positif terhadap kebangkitan ekonomi di kalangan ukm.

 

Khusus di bidang fashion, produk-produk batik hingga tenun telah menjadi primadona tersendiri.

Puncaknya pada saat batik asal Indonesia mendapat pengakuan oleh Unesco sebagai warisan budaya tak benda pada tahun 2009, maka batik pun kembali naik pamor.

Sejatinya batik bukan saja dikenal sebagai milik orang  Jawa, semua propinsi di Indonesia pun berlomba mengembangkan motif batik mereka sendiri.

Tak ketinggalan dengan Kabupaten Lampung Selatan yang sudah mulai mengembangkan batik bercorak khasnya sendiri bahkan sejak tahun 2005 lalu.

Menariknya para kreator lokal disana, sengaja memadukan batik  bersama tenun Inuh.

Tenun Inuh merupakan tenun ikat,  wastra unggulan dari Lampung Selatan, namun selama ini penggunaannya sangat terbatas.

Bahkan di masa lalu, ada sebuah tradisi, dimana satu keluarga hanya boleh memiliki selembar kain tenun Inuh saja. Semakin hari, tenun Inuh pun semakin langka keberadaannya.

Maka pada tahun 2005 muncul ide untuk mengembangkan dan melestarikan tenun Inuh sebagai motif batik khas kabupaten Lampung Selatan.

“Pada tahun 2005 motif tenun Inuh ini kemudian dijadikan motif batik sebagai batik khas Lampung Selatan, yaitu batik tenun Inuh,’’ ungkap Winarni Nanang Ermanto, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Lampung Selatan disela-sela acara Pengenalan Batik Tenun Inuh yang digelar Asah Kebaikan bersama Dekranasda Lampung Selatan di Kalianda, Lampung Selatan, Rabu (7/4).

Motif-motif Tenun Inun sangat dipengaruhi oleh letak geografis  Lampung Selatan yang merupakan daerah pesisir. Sehingga motif kapal, pohon kelapa dan hewan laut seperti ikan dan cumi-cumi turut mendominasi karya para pengrajin disana.

“Dilestarikannya tenun Inuh sebagai motif batik khas Lampung Selatan memiliki banyak misi. Selain mempromosikan tenun Inuh ke masyarakat luas, juga agar tenun Inuh bisa digunakan di semua acara. Dipakai lebih ringan dan bisa digunakan untuk semua jenis fesyen. Bisa dipadukan dengan kebaya, maupun kreasi lain tanpa batas,’’ jelas   Winarni lagi.

Sentuhan Benang Emas  dan Perak

Winarni melalui dekranasda terus berupaya menaikkan gengsi kain tenun dari Lampung Selatan.

Dalam hal ini dekranasda banyak melakukan pembinaan-pembinaan terhadap perajin.

Saat tim asah kebaikan melakukan talkshow di kantor dekranasda Lampung Selatan, Winarni menghadirkan perajin sulam yang tengah menyulam diatas selembar kain batik tenun Inuh.

Kain dengan corak serupa kain tenun, namun dengan gambar kapal dan cumi-cumi yang sangat khas.

Sementara perajin lain tengah asyik menyulam diatas selembar kain yang berbeda.

Menurut Winarni, agar nilai batik tenun Inuh semakin tinggi, maka kemudian disulam tapis.

‘’Ini salah satu upaya agar pecinta fesyen semakin tertarik dengan batik tenun Inuh. Sebab dengan disulam tapis, batik tenun Inuh ini akan semakin terlihat mewah. Harganyapun kemudian melonjak berkali lipat dibandingkan batik yang tidak ditapis,’’ jelas Winarni yang juga seorang pecinta fesyen ini.

Tapis adalah Teknik menyulam menggunakan benang emas di atas media kain. Bukan hanya kain tenun Inuh saja, melainkan juga batik bermotif tenun Inuh, bahkan juga kain dari daerah lain

‘’Untuk memberi ciri khas kabupaten Lampung Selatan, kain yang berasal dari luar Lampung Selatan pun bisa dipercantik dengan disulam tapis. Ini sekaligus untuk menunjukkan bahwa sulam tapis bisa diaplikasikan ke berbagai jenis kain, termasuk kain dari luar Lampung,’’ tutur Winarni yang siang itu tampil cantik mengenakan gaun two pieces batik tenun Inuh berwarna pink.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *