BOGOR- Modal usaha kerap menjadi kendala bagi pelaku usaha di industry kecil dan menengah. Terlebih di masa sulit seperti sekarang, tambahan modal seolah menjadi penyambung hidup bagi keberlangsungan usaha. Karena kepepet, tidak jarang mereka terpaksa melilitkan diri pada rentenir atau pinjaman online (pinjol).
Sayangnya pinjaman modal dari rentenir, bank keliling atau pinjaman secara online mengutip bunga yang terbilang besar sehingga bukannya berkembang, usaha pelaku UMKM ini justru gulung tikar.
Yayasan Dimensi untuk Indonesia (YDUI) melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR), kembali melakukan aksi sosial dengan menggulirkan Bantuan Pinjaman Modal Tanpa Bunga (BPMTB) kepada pelaku UMKM di kawasan Bogor, Jawa Barat, Rabu 6 Oktober 2021.
Kali ini sebanyak tujuh pedagang kecil mendapat giliran untuk diberikan pinjaman yang disaksikan langsung oleh Brigjend Arkamelvi Karmani, Pelindung YDUI dan Wientor Rah Mada, direktur Bisnis dan Pemasaran Smesco Indonesia.
“Teman-teman terima manfaat, membayarnya sejumlah yang dipinjam, misal pinjam Rp 5 juta, dibayarnya Rp 500 ribu selama 10 bulan. Jadi nggak ada bunga, di sini ada bapak Arkamelvi yang mengawasi,” kata Menhefari, Founder Digital Marketing Enthusiast Indonesia (Dimensi) di hadapan tujuh pedagang kecil yang hadir siang itu.
Salah satu pedagang kecil, Gani mengatakan mencari pinjaman untuk memajukan usaha dagangannya sebagai penjual sayur mayur pasar di Bogor.
Dia meminjam Rp 3 juta dengan masa pinjaman 10 bulan jadi harus membayar setiap bulannya Rp 300 ribu.
“Insya Allah bisa membayar segitu karena nggak ada bunga. Saya ingin menambah barang dagangan saya,” kata Gani.
Dikatakan Menhefari, dana CSR YDUI terkumpul dari sumbangan atau zakat para pelaku internet marketing yang bergabung di komunitas Dimensi. Sebelumnya, Menhefari bersama teman-temannya memberikan pelatihan digital marketing secara gratis kepada pedagang kecil.
Setelah sukses, para pedagang tersebut sering mengirimkan hadiah dan hasil dagangannya secara gratis, lalu dia meminta untuk dihentikan.
“Hadiahnya sudah kebanyakan, lalu saya bilang kalau mau kasih hadiah ditransfer saja. Nah hasil transferan itu diputar untuk pinjaman ini,” katanya yang sudah membantu sekitar 80-an pedagang kecil di Solok Padang dan Bogor.
Sementara dikatakan Arkamelvi, perwira tinggi TNI yang kini menduduki jabatan sebagai Direktur Latihan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI AD (Dirlat Kodiklat TNI AD) itu , program BPMTB yang digulirkan YDUI sudah tepat ketimbang memberikan secara cuma-cuma dalam bentuk hibah.
“Dengan pola pengembalian pinjaman itu, akan menjadi pemicu bagi seseorang untuk giat bekerja keras dan secara tidak langsung melahirkan karakter ukm yang peduli terhadap sesama ukm,” ujarnya.
Lebih lanjut Menhefari mengatakan Dimensi menyalurkan dana tersebut tergantung dari dana yang didapatkan.
Selain BPMTB, Dimensi juga memiliki kegiatan sosial lainnya seperti membiayai operasional TK di Ciapus, memiliki anak asuh di Solok Sumateran Barat serta beberapa kegiatan sosial lain. Dimensi juga kerap memberikan pelatihan internet marketing bagi anggota Yayasan Dimensi.
“Kami ajak Pak Wientor karena beliau pejabat yang mengerti soal UKM, meski beliau belum setahun di Smesco tapi sudah terlihat ada perubahan signifikan. Di sana teman-teman UKM yang ingin berjualan online, tinggal belajar saja karena barang dan gudang sudah disediakan pemerintah ada di Gedung Smesco lantai 11. Hanya kirim resi nanti semua barang dikirim dari sana, ini sangat membantu orang-orang kecil yang berjualan online,” lanjut Menhefari.
Caranya mudah, hanya membuka website siren.id, memilih barang yang akan dijual lalu jika ada yang order tinggal mengirimkan resi kepada Smesco yang akan mengirimkan pesanan ke seluruh Indonesia dengan ongkos kirim sekitar Rp 6000 hingga Rp 9000 saja.
Wientor Rah Mada mengatakan untuk membuka akses pasar untuk UKM , diperlukan suatu solusi logistik. Termasuk untuk mengakses pasar domestik sekalipun.
Ia mencontohkan, konsumen dari Pulau Jawa yang ingin membeli produk makanan ringan khas Tarakan, Kalimantan Utara misalnya, harus membayar biaya kirim yang lebih mahal dari harga produk.
Smesco menyediakan solusi yaitu Smesco Fulfillment Center. “Kami siapkan sebagai tempat transit produk-produk UKM dari Sumatera, Pulau Jawa, dan Madura,” katanya.
Smesco bekerja sama dengan JNE dan Guyub (Gudang YukBisnis). Semua produk UMKM nantinya akan dijual melalui Siren.id