Pasca berakhirnya pernikahan singkatnya dengan hafiz Taqy Malik, pelan-pelan Salmafina putri dari pengacara kondang Sunan Kalijaga , mulai menata diri. Bahkan wanita berusia 19 tahun ini merasa terpanggil menyerukan agar wanita seusianya tidak menempuh langkah menikah muda lewat media buku.
Tak jarang kita mendengar orang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Adakalanya untuk mendapat sebuah pembelajaran, seseorang harus menghadapi berbagai rintangan dalam hidupnya.
Di usianya yang terbilang muda, Salmafina Khairunnisa atau akrab disapa Salmafina Sunan telah melewati sejumlah step kehidupan yang belum tentu dialami remaja seusianya.
Ya , keputusannya menikah muda dengan penghapal al qur’an atau hafiz Taqy Malik beberapa waktu lalu meski menyisakan rasa sakit , namun sekaligus mendewasakan dirinya.
Setelah sempat menepi dari hingar bingar social media, bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang jatuh pada tanggal 13 Agustus 2018, Salma meluncurkan buku berjudul Ketika Cinta Diuji.
“ini buku tentang perjalanan aku dari sebelum hijrah , menikah sampai akhirnya berpisah (bercerai) dan juga soal karier,” ucap Salma , awal pekan ini.
Salma mengatakan di buku ini dia tidak melulu membicarakan soal percintaan. Jika pun ada, cinta yang dimaksud adalah cinta yang universal.
“Bukan semata-mata cinta terhadap seseorang. Tapi buku ini bercerita mengenai bagaimana cara aku bangkit dari keterpurukan. Melalui buku ini aku juga membuka rahasia pribadi saya. Mungkin sampai 60 persen . Karena selama ini banyak yang bertanya kenapa sih berpisah? . Seperti apa proses hijrah saya,” papar Salma, lagi.
Terhipnotis Oleh Quote
Putri pengacara Sunan Kalijaga ini pun tak segan menyebut buku yang ditulisnya sejak awal tahun lalu itu masuk dalam kategori biography,
Sebab menurutnya, dengan up and down dalam kehidupan yang dia alami selama ini , sudah cukup membuahkan sebuah karya biography.
Menuliskan sebanyak 60 persen persoalan pribadinya, Salma mengatakan tidak khawatir akan mendapat protes dari pihak lain, sebut saja sang mantan.
“Memang benar 60 persen adalah pengalaman hidupku. Tapi nggak semuanya membicaraka part pernikahan. Di buku ini aku juga nggak membawa-bawa nama siapa pun. Tapi kalau nanti ada pro dan kontra, mungkin saja ada. Saya nggak bisa meredam hal itu,” urainya.
Dalam hal ini Salma mengatakan hanya focus pada niat baiknya. Yaitu ingin mengedukasi sebanyak mungkin anak muda untuk berpikir panjang sebelum memutuskan menikah muda.
Salma mengaku dulu dirinya sempat terhipnotis oleh indahnya cerita tentang menikah muda.
“Aku terhipnotis oleh quote-quote indahnya pernikahan dini. Setelah menjalaninya , aku rasa menikah itu harus punya kematangan pribadi. Bagaimana caranya menyatukan dua kepala dalam satu wadah bernama pernikahan, Saya akui itu sulit,” lanjut Salma seraya mengaku tidak trauma dengan lembaga pernikahan.
Meski tidak trauma, Salma mengatakan dalam waktu dekat belum berpikir untuk melepas masa kesendirian.
Untuk beberapa tahun ke depan, Salma ingin focus melanjutkan kuliah, menjalani bisnis dan menjajal banyak hal.
“Di usia 19 ini, sama sekali belum berpikir untuk menikah lagi. Bukan trauma sih, tapi lebih hati-hati aja dalam membuat keputusan,” pungkasnya, sembari menyunggingkan senyum.