Fri. Nov 15th, 2024

Giwo Rubianto: Perempuan Menjadi Pilar Ketahanan Keluarga Dalam Hadapi Pandemi Covid -19

GoHappyLive.com,JAKARTA- Indonesia akan mulai memasuki periode 97% berakhir atau disortir pada 7 Juni 2020, 99% berakhir pada 24 Juni 2020, dan 100% berakhir pada 7 September 2020. Data dan hasil kajian tersebut membutuhkan dukungan dari semua pihak termasuk kaum perempuan untuk mentaati semua program penanggulangan Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah.

 

Di masa sulit ditengah pandemi covid -19, kaum wanita terutama para  ibu harus mampu menjadi motor dan dinamisator dalam keluarga agar kegiatan ‘stay at home’   bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi seluruh keluarga.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd pada saat  melakukan tatap muka virtual dengan pengurus Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) dari 34 propinsi dari seluruh penjuru Tanah air/Nusantara, Rabu, 29/4.

Giwo juga mengajak seluruh perempuan dalam hal ini para ibu untuk mengedepankan perannya sebagai Pilar Ketahanan Keluarga untuk menjadikan keluarga sebagai  pusat aktivitas dan pusat kebahagiaan.

Tatap muka virtual sendiri sekaligus mendata bantuan apa yang telah diberikan kepada masyarakat dalam masa pandemi Covid-19.

Gabungan organisasi di tingkat propinsi ini hadir menyampaikan programnya pada masa Covid-19 ini. Sebagaimana diketahui Kowani adalah federasi organisasi perempuan di tingkat pusat yang memayungi 98 organisasi anggota dengan 87 juta anggota yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Melalui kolaborasi serta sinergi antara Kowani dan BKOW tentunya diharapkan mampu menghasilkan hubungan timbal balik  yang simbiosis mutualisme untuk saling mengisi dalam konteks asah, asih, asuh, ajar, amal dan akrab,” papar Giwo, lagi.

Giwo menyampaikan dengan kemampuan  para ibu memerankan diri sebagai ibu rumah tangga yang inovatif, kreatif dan bahkan atraktif rumah pun menjadi “home sweet home” sehingga tercipta suasana layaknya di “surga”. Ini menandakan, sumbangsih perempuan menjadi sangat nyata dalam menghadapi Covid-19.

“Itulah hakekat dan makna dari kehadiran perempuan sebagai “hero of family” dan itu seperti yang tertuang dalam lagu Indonesia Raya ‘di sanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku’. Kita harus mampu menjadi pandu dan perintis yakni agen of solution di setiap situasi betapa sangat membanggakan dan bermanfaatnya di saat kita mampu mendemonstrasikan peranan itu,” tuturnya.

 

Perempuan Ibarat Konduktor dan Pilot

Di hadapan para peserta tatap muka virtual, Giwo menyampaikan data Covid-19 menunjukkan jumlah kasus positif telah mencapai lebih dari 9.500 kasus, sebanyak 773 di antaranya meninggal dunia.

Jumlah pasien dalam pengawasan telah mencapai 20.428 dan orang dalam pengawasan berjumlah 213.644 orang.

Pandemi Covid-19 juga telah terkonfirmasi di 213 negara/kawasan dengan jumlah kasus sebanyak 2.883.603 kasus Positif Covid-19 serta sekitar 198.842 kasus kematian. Menurut data penelitian yang dikeluarkan pada tanggal 26 April 2020 oleh Data Driven Innovation Laboratory dari Singapore University of Technology and Design mengenai kapan virus Corona/Covid-19 di dunia akan berakhir.

Desain itu memperkirakan Indonesia akan mulai memasuki periode 97% berakhir atau disortir pada 7 Juni 2020, 99% berakhir pada 24 Juni 2020, dan 100% berakhir pada 7 September 2020. Data dan hasil kajian tersebut membutuhkan dukungan dari semua pihak termasuk kaum perempuan untuk mentaati semua program penanggulangan Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah.

Ditambahkan Giwo, sebagai ibu rumah tangga, dalam konteks kesehatan keluarga maka peran perempuan  ibarat konduktor dan pilotnya.

Peran perempuan sangat  vital  dalam kesehatan keluarga. Perempuan juga merupakan kunci dalam penanggulangan pandemik Covid 19.

Karena itu setiap perempuan harus berjuang menyelamatkan keluarganya agar tidak terkena virus Corona dengan cara mematuhi protokol kesehatan serta taat terhadap peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

“Tugas perempuan di tengah pandemim Covid-19 ini memang cukup berat, Kowani dan BKOW harus turut membantu keluarga Indonesia, agar mampu keluar dari situasi yang amat berat ini melalui dukungan terhadap program-program pemerintah ataupun melaui edukasi, bantuan langsung, penanganan korban terpapar virus Corona dan korban terdampak,” lanjut Giwo.

Giwo juga mengingatkan kebijakan umum Kowani dari hasil Kongres Kowani ke XXV Desember 2019, Dewan Pengurus Kowani masa bhakti 2019-2024 memiliki tiga dimensi tugas utama.

 

Pertama, Kowani sebagai wadah penghimpun serta penyalur aspirasi dan potensi wanita dalam melaksanakan peran dan partisipasinya untuk pembangunan bangsa didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kedua, Kowani sebagai kekuatan sosial mempunyai hak, tanggung jawab dan kewajiban untuk melaksanakan pengawasan dalam mewujudkan tuntutan reformasi.

Ketiga, Kowani sebagai lembaga yang mewakili wanita Indonesia yang tergabung di dalamnya mengoptimalkan kinerja gotong royong memperkokoh jaringan kerjasama di tingkat nasional, regional maupun internasional.

“Ketiga dimensi tersebut menjadi panduan sekaligus tuntunan bahkan ‘tuntutan panggilan’ untuk terus menorehkan bakti dalam berkontribusi dan terus membangkitkan semangat perbaikan serta pemajuan martabat perempuan. Untuk itu, perempuan harus cerdas, kreatif, inovatif, adaptif dan adoptif dalam melakukan kewajibannya sebagai Ibu Bangsa.Salah satunya dengan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan perkembangan zaman, termasuk didalamnya adalah dinamika era Industri 4.0 dan Society 5.0,” pungkas Giwo.

 

 

 

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *