GoHappyLive.com, BOGOR- Memasuki era industri 4.0, Masyarakat Riset Material Indonesia atau Materials Research Society Indonesia (MRS-INA) mendorong para pakar dan industri baterai bersatu membangun industri baterai nasional. Karena hal ini akan menjadikan kemandirian energi tingkat nasional.
Peneliti BATAN bidang Material Maju sekaligus Ketua MRS-INA, Evvy Kartini mengatakan saat ini para periset baterai, industri maupun pengguna masih terpisah. Padahal pada kehidupan di masa mendatang baterai akan menjadi faktor kunci.
“Baterai adalah jantungnya kehidupan, tanpa baterai computer tidak akan beroperasi, telepon nggak jalan. Baik kendaraan listrik, penerangan jalan umum, power house, dan peralatan elektronik lainnya. Harus menjadi bagian dari industri di Indonesia,” kata Evvy disela-sela Konferensi Internasional tentang Material Maju di Sentul, Bogor, 8-9 Oktober 2019.
Konferensi ini bertujuan membahas perkembangan teknologi yang berkaitan dengan material maju beserta aplikasinya terutama sebagai bahan pembuat baterai.
Evvy berharap, regulasi terhadap baterai impor yang masuk perlu diperhatikan lagi untuk menjaga konsumen. Sebenarnya, Indonesia kaya akan material baterai, yang utama dicari sekarang berbasis Nikel, mangan dan Cobalt, selain dari Lithium sebagai sumber energinya.
“Karena itu, diharapkan, Indonesia dapat mengolah sendiri material tersebut, untuk meningkatkan TKDN, dan produk dalam negeri. Untuk ini, penguasaan ilmu material sangatlah penting,” paparnya.
Terkait dengan pengembangan baterai lithium-ion, bersama konsorsium, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah menjadi leading dalam pengembangan material elektrolit padat, berbasis gelas fosfat, yang akan menjadi baterai padat masa depan (all solid state Battery).
Hasil pengembangan baterai lithium-ion ini telah dimanfaatkan sebagai penerangan jalan umum (PJU).
“Selain itu, banyak inovasi terkait perkembangan material baterai, baik untuk katoda, anoda maupun untuk pengganti separator,” paparnya.
Bersamaan dengan konferensi ini juga di-launching National-Battery Research Institute (NBRI), yaitu sebuah konsorsium nasional di bidang baterai.
Dengan adanya N-BRI, diharapkan, para pakar Indonesia bersatu, termasuk industrinya, untuk membangun industri baterai milik nasional.
Sementara itu Ketua Penyelenggara, Rudy Haryanto mengatakan, melalui konferensi ini diharapkan para peneliti dan peserta dapat mengikuti perkembangan penelitian terbaru.
“Dapat mengikuti tren terbaru (late breaking news) dari para pembicara kelas dunia, mengenalkan dan mempromosikan penelitian dan institusinya dalam satu forum untuk saling berdiskusi dan mengembangkan jejaring,” kata Rudy Haryanto.