GoHappyLive.com, JAKARTA- Jawara Game Indonesia sebuah kompetisi pencarian pengembang game Indonesia telah berhasil menemukan talent-talent baru. 5 pemenangnya, yaitu Tahoe Games, sebagai the champion untuk Jawara Game Indonesia, berhasil membuat sebuah game ringan yang menarik bernama ‘Cookie Paw Blast’ dengan mengangkat tema kucing dan ikan, sederhana namun menyenangkan. ‘Runner up’ pertama adalah game yang berjudul ‘Treasure Cave’ yang diciptakan oleh Nightspade, diikuti dengan game bernama ‘Slay Z’ dibuat oleh Melon Gaming Studio, ‘Pocong Running’ dibuat oleh Muhammad Taufik dan terakhir ‘Coffee Cat’ oleh Everaldo Sembiring.
Dengan demikian pemenang pertama atau the champion, berhasil membawa pulang hadiah total senilai 60 juta rupiah, diikuti oleh runner up pertama hingga keempat yang berhasil mendapatkan 40 juta rupiah, 20 juta rupiah, 10 juta rupiah, dan 5 juta rupiah secara berurutan.
HAGO, aplikasi game sosial favorit Indonesia dan anak perusahaan dari Vlight – penyedia layanan komunikasi internet terintegrasi berbasis di Singapura merupakan pencetus Kompetisi Jawara Game Indonesia yang berlangsung sejak tanggal 20 November 2019 dan berakhir pada tanggal 15 Desember 2019.
Berkolaborasi dengan pengembang game lokal, distributor, dan komunitas game kreatif, kompetisi ini bertujuan untuk menemukan dan menciptakan peluang untuk pengembang lokal yang diharapkan akan semakin memperkuat industri game serta ekonomi kreatif di Indonesia.
Karena kompetisi ini dilaksanakan seiringan dengan popularitas game online yang terus bertumbuh secara pesat di Indonesia Vice President Vlight, Joshua Qiao berharap dapat membantu pengembang game lokal untuk menunjukkan bakat mereka
Joshua menjelaskan tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan industri ekonomi kreatif di Indonesia.
“Dengan sumber daya yang kami miliki, kami berharap untuk mendapatkan talenta lokal untuk dikembangkan. HAGO juga berharap agar semua muda-mudi di Indonesia dengan mimpi yang berbeda dapat menyalurkan talenta mereka dibidang apapun yang mereka tekuni.” Kualitas talenta lokal ini ditunjukkan melalui tidak sedikitnya game dengan standar tinggi yang diciptakan oleh para peserta dengan detail dan ide game yang unik, “ jelas Joshua.
Kepala Subdirektorat Kominfo, Luat Sihombing berharap Jawara Game Indonesia dapat membuka pintu untuk lebih banyak kompetisi seperti ini.
“Kami mendukung HAGO dalam hal ini karena acara ini sangatlah penting dan kami percaya bahwa ini merupakan hal apa yang dibutuhkan oleh para pengembang game. Pengembang game Indonesia membutuhkan cara untuk bersinggungan langsung dengan konsumen. Dengan mengikuti acara ini, kualitas pengembang game Indonesia akan menjadi lebih baik. Kami senang ada pihak yang memulai ini dan kami berharap kedepannya akan banyak kesempatan seperti ini untuk para pengembang game,” kata Luat Sihombing.
Sementara itu, Deputi Infrastruktur Baparekraf, Hari Sungkari mengatakan market game Indonesia berada di nomor 16 dunia, dengan market size-nya pada tahun 2017 sebesar US$880 juta. Namun, peranan game developer Indonesia baru mencapai 5%.
“ Inilah challenge kita bersama. Karena itu, Bekraf sangat berkomitmen untuk membantu game developer dan publisher lokal agar bisa menaikkan market share untuk game developer lokal menjadi 10%,” katanya.
Direktorat Jenderal Aplikasi Informasi Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menuturkan seiring dengan industri game yang telah memikat banyak minat dari masyarakat Indonesia, pihaknya sepenuhnya mendukung kompetisi semacam ini yang dapat membantu menggali talenta lokal yang tidak memiliki wadah untuk menunjukkan karya mereka.
“Seperti yang kita semua tahu, modal utama Indonesia adalah keberagaman yang memungkinkan kita untuk membuat produk, kreasi, dan inovasi terbaru. Melalui acara ini, kami berharap bahwa lebih banyak pengembang game lokal dapat menyalurkan bakat dan produk mereka melalui aplikasi HAGO. Sekali lagi, kami berterima kasih karena HAGO telah membuat acara yang sangat membangun,” ujar Semuel Abrijani Pangerapan.
Bentuk dukungan juga ditunjukkan Wakil Presiden AGI Adam Ardisasmita. Dia mengatakan saat ini pihaknya memiliki35 studio game atau penerbit sebagai anggota, semuanya memiliki potensi yang baik.
Pada tahun 2020, HAGO berencana akan berkolaborasi dengan berbagai perusahaan dan institusi untuk memberikan pengembang game Indonesia kesempatan membuat game secara kreatif dan meningkatkan kualitas hidup.
“Dan kami sangat menghargai serta mengakui bahwa HAGO memberikan kesempatan besar kepada talenta lokal untuk menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan. Kami harap ini bukan yang terakhir. Melalui kompetisi Jawara Game Indonesia dapat membantu menanamkan benih-benih pengembang game baru dan meningkatkan kualitas industri game di Indonesia agar dapat bersaing secara internasional,” lanjut Adam.
Sebelum kompetisi Jawara Game Indonesia, tahun ini HAGO telah melakukan beberapa kolaborasi dengan berbagai perusahaan dan institusi, seperti AXIS untuk acara Lipstick Challenge, Miniso dalam rangka merayakan Idul Fitri, dan Angkasa Pura II untuk Airport Week Fest.
Pada tahun 2020, HAGO berencana untuk berkolaborasi dengan berbagai perusahaan dan institusi untuk memberikan pengembang game Indonesia kesempatan membuat game secara kreatif dan meningkatkan kualitas hidup.
Selain itu, kompetisi kali ini juga memberikan penghargaan khusus untuk kategori game buatan mahasiswa/ pelajar terbaik dengan tajuk The Best Student Game Developer yang dimenangkan oleh ‘ASC Web Dev’, komunitas pelajar dari Universitas Bina Nusantara. Jawara Game Indonesia juga memberikan kesempatan untuk publik dalam memilih game favorit mereka melalui situs resmi Jawara Game Indonesia, yang dimana hasilnya dapat dilihat di akun Facebook resmi HAGO.