GoHappyLive.com, JAKARTA–Berdasarkan survei korporat yang dilakukan oleh QM Financial kepada karyawan di beberapa perusahaan, diketahui 51% karyawan merasa penghasilannya kurang dan 45,5% karyawan tidak siap pensiun. Sementara dari sisi korporat, 87,5% korporat menyatakan membutuhkan program edukasi keuangan bagi karyawannya, terutama untuk menyadarkan karyawan agar dapat menjalani gaya hidup sesuai penghasilan.
Ligwina Hananto, Lead Financial Trainer QM Financial mengatakan dalam hal ini karyawan harus memiliki financial intelligence yaitu pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mewujudkan finansial yang sehat.
“Financial intelligence kini sama pentingnya seperti Intelligence Quotient, Emotional Quotient dan Spiritual Quotient, ” ungkap Wina, sapaannya.
Sementara , FDV Wulansari, Financial Trainer QM Financial mengatakan Financial intelligence bertujuan untuk mewujudkan kondisi finansial yang sehat.
Karyawan bisa dikatakan telah sehat secara finansial apabila mereka sudah memiliki dan mengelola penghasilan untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan.
“Kemudian dapat mengelola utang dengan baik, siap menghadapi kondisi darurat pribadi, mampu pensiun dengan nyaman, dan tangguh menghadapi krisis finansial, “papar Wulandari.
Dari penelitian di Amerika Serikat , 1 dari 5 karyawan mengalami stres di tempat kerja, bukan karena beban kerja, tetapi karena masalah keuangan.
Sehingga menurunnya produktivitas kerja karyawan adalah masalah keuangan pribadi yang menjadi beban pikiran sehari-hari sehingga menyebabkan stres.
Stres yang dialami karyawan kemudian menimbulkan masalah kesehatan seperti sakit kepala berkepanjangan, kelelahan, dan depresi yang membuat izin sakit (sick days) karyawan meningkat dua kali lipat.
“Menyediakan kesempatan belajar literasi keuangan bagi karyawan, menjadi salah satu upaya perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan untuk menjadikan karyawan yang lebih berdaya secara finansial, ” lanjut Wulandari.
Ditambahkan Wulandari terdapat 3 fase karier karyawan di sebuah perusahaan khususnya dalam mengelola gaji.
Pertama, fase recruit yaitu ketika karyawan bergabung dengan perusahaan.
“Di fase ini, masalah yang umum terjadi adalah karyawan tidak paham mengenai benefit perusahan, mengalami euforia gaji pertama sehingga lebih boros, dan terlibat utang konsumtif. Maka, karyawan perlu dibekali dengan keterampilan untuk melakukan pengelolaan gaji, mengenal benefit dari perusahaan, dan bijak berutang, ” ujar Wulandari.
Fase kedua adalah retain yaitu fase ketika karyawan mulai memasuki level karier yang mapan. Pada fase ini, masalah yang umum terjadi adalah karyawan tidak optimal memanfaatkan kenaikan gaji yang diberikan perusahaan, belum mengenal produk investasi, dan tidak paham pentingnya aspek proteksi.
Maka, karyawan perlu dibekali dengan keterampilan untuk mulai menghitung tujuan finansial, mengenal produk investasi, dan membuat rencana keuangan yang komprehensif.
Fase terakhir adalah retreat, saat karyawan memulai persiapan transisi menuju pensiun. Di fase ini, sebagian besar karyawan merasa tidak siap pensiun.
Maka, karyawan perlu dibekali dengan keterampilan untuk menyiapkan aset aktif dan mengelola keuangan di masa pensiun. Untuk bisa menjalani setiap fase dengan baik, karyawan membutuhkan financial intelligence.
QM Financial menyediakan beberapa program edukasi keuangan sesuai dengan kebutuhan karyawan dan perusahaan,
Setidaknya dalam 3 tahun terakhir, QM Financial telah menjadi rekan belajar finansial bagi lebih dari 19 ribu peserta personal di 326 kota dan 27 negara, lebih dari 1.700 pelaku usaha dan lebih dari 200 perusahaan dengan lebih dari 40 ribu karyawan di 60 kota.
Diantaranya: Pelatihan Pengelolaan Gaji, yaitu membimbing karyawan perusahaan agar memiliki kemampuan untuk mengelola gaji agar dapat memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya.
Program lainnya adalah Perencanaan Tujuan Finansial, yaitu memfasilitasi pengembangan kemampuan karyawan dalam menyusun rencana keuangan berdasarkan tujuan finansial.
Program terakhir yang disediakan adalah Persiapan Pensiun, yaitu pengembangan soft skills dan ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan standar kehidupan yang ideal agar dapat pensiun sesuai dengan yang diinginkan.
Dudi Arisandi, Chief People Officer tiket.com mengatakan kesehatan finansial karyawan adalah kunci kesehatan finansial organisasi. Hal ini berdampak pada adanya peningkatan produktivitas kerja karyawan saat perusahaan lebih memperhatikan kesehatan finansial karyawan dengan menyediakan program edukasi pengelolaan keuangan.
Terlebih di masa pandemi covid 19, kesehatan dan kesejahteraan karyawan menjadi hal terpenting bagi perusahaan.
“Kesehatan fisik dan mental seringkali terjadi karena adanya isu finansial. Untuk itu kami senantiasa berupaya memperhatikan kesehatan karyawan, bukan hanya pada kesehatan fisik dan mental saja tetapi juga kesehatan finansial mereka, ” paparnya.
“tiket.com berkomitmen untuk menjadikan karyawan yang bahagia dan berdaya khususnya secara finansial. Anak muda zaman sekarang memiliki privilege berupa akses informasi yang jauh lebih luas dibanding generasi sebelumnya. Mereka bisa belajar dari mana saja, termasuk program edukasi finansial dari QM Financial yang berbasis digital sehingga tidak terbatas pada ruang, jarak, dan waktu. Jika hal ini dimanfaatkan dengan baik, masyarakat bisa berdaya secara finansial sejak masih muda.” tutup Dudi Arisandi.