“Ditambah lagi kepatuhan masyarakat Indonesia terhadap 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) mulai turun.  Indonesia harus menyadari, penurunan kepatuhan 3M menyebabkan kita akan memasuki babak baru. Kita juga ramai-ramai langgar larangan mudik,” papar Prof. Minaldi, lagi.

Prof. Minaldi menghimbau agar masyarakat menyadari   bahwa pandemi Covid-19 merupakan penyakit masyarakat dimana satu orang yang kena Covid dapat menularkan kepada 30 orang.

“Saat ini kesehatan bukan lagi menjadi milik individu, tetapi juga kesehatan bersama. Jika kita sehat, maka orang di sekitar kita juga sehat, ” ujar Prof. Minaldi.

Prof. Minaldi memberi contoh ,kasus lonjakan covid 19 di India saat ini. Tercatat ada 21 juta kasus di India dan 400 kematian per hari.

“Pada awal pandemi Covid-19 India mampu mengatasi, namun sekarang negara tersebut menghadapi bencana yang luar biasa. Tercatat ada 21 juta kasus di India dan 400 kematian per hari. Mereka menghadapi krisis oksigen dan tempat tidur. Banyak dokter dan perawat yang menyerah. Pandemi belum selesai. Tidak semua negara memiliki total lockdown, sehingga ada pembawa Covid dan varian baru masuk ke wilayah negara tersebut,” ungkapnya.

Menurut Minaldi, Indonesia termasuk negara yang terancam. Pendatang dari negara lain bisa masuk ke Indonesia melalui pintu masuk yang legal.

Sementara itu, ulama Indonesia Prof. Quraish Shihab mengatakan pandemi bukanlah masa yang tepat untuk melakukan perjalanan mudik keluar kota.

Termasuk ibadah solat Idul Fitri tidak mesti dilakukan di masjid.

“Saya sudah setahun tidak keluar rumah, tidak solat jumat di masjid. Hal ini tidak mengurangi nilai ibadah yang kita peroleh, ” kata Quraish.

Sekjen MUI, KH. Dr.Amirsyah Tambunan mengatakan MUI sudah mengeluarkan 10 fatwa termasuk panduan shalat Idul Fitri.

Senada, Quraish,  MUI juga menghimbau masyarakat yang berada di daerah zona merah untuk tidak melakukan shalat Idul Fitri berjamaah.