Sun. Dec 22nd, 2024

Agar Teruji di Dunia Bisnis, Perempuan Wajib Mendobrak Mentalitas

GoHappyLive.com, JAKARTA— Founder Gerakan#akuberdaya, Nina Septiana  mengatakan pelaku UMKM perempuan harus memiliki komitmen dan daya juang dalam menjalankannya. Selanjutnya dia juga harus bertanggung jawab dengan pilihan yang telah diambil.

 

 

Nina berharap perempuan tidak mudah menyerah dalam melejitkan potensi diri. Karena semua perempuan pada hakikatnya berdaya, terlebih untuk melakukan sesuatu yang luar biasa bagi keluarga dan lingkungan sekitar.

“Karena apa yang kita lakukan bukan hanya demi kepentingan diri sendiri tapi untuk orang lain dan masyarakat, terutama untuk keluarga,” ungkap  Nina Septiana, dalam Webinar Spesial Hari Ibu dengan tema ‘Melejitkan Keberdayaan Perempuan Melalui Aktivitas Ekonomi , yang  digelar Evapora dan Gerakan #akuberdaya, Jumat, 23 Desember 2022.

Dikatakan  CEO PT Nina Nugroho International tersebut, pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu bukti nyata bahwa semua perempuan bisa berdaya dalam sektor ekonomi. Ketika suami terkena PHK atau suami meninggal dunia akibat terkena Covid-19, banyak perempuan yang kemudian terjun menjadi pengusaha meski skalanya masih kecil atau bahkan mikro.

“Dalam hal ini semua perempuan mempunyai kesempatan untuk bisa berdaya dalam sektor ekonomi, sesuai dengan passion dan kondisinya. Hanya saja, apakah peluang itu akan dimanfaatkan atau tidak, semua berpulang pada pilihan masing-masing perempuan. Ibu yang menentukan, apakah mau menjadi pengusaha atau menjadi bagian dari rantai pasok, semua tergantung passion,” jelas Nina.

Saat ini ada banyak bisnis yang memberikan peluang perempuan menjadi rantai pasok, sebagai dropshipper atau distributor. Model bisnis ini tetap memberikan peluang bagi perempuan untuk mendapatkan penghasilan.

Nina berharap perempuan tidak mudah menyerah dalam melejitkan potensi diri. Karena semua perempuan pada hakikatnya berdaya, terlebih untuk melakukan sesuatu yang luar biasa bagi keluarga dan lingkungan sekitar.

Perempuan harus  bergerak mendobrak mentalitas (yang kurang baik). Seorang  perempuan harus memiliki keyakinan  bisa melakukan apa pun. Jangan biarkan stigma dan budaya di sekitar membatasi keberdayaan kita.

“Didalam Islam sendiri  posisi perempuan sudah ditinggikan derajatnya. Tak perlu menyejajarkan diri dengan siapa pun, posisi kita sudah tinggi (mulia). Jangan lupa untuk menaikkan kapasitas diri kita sehingga apa pun yang kita lakukan dapat menjadi ladang amal, dan pada akhirnya bisa kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,”renung Nina.

Sementara itu, Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan perempuan dalam kapasitasnya sebagai ibu adalah agen perubahan yang bisa menggerakkan keluarga, lingkungan, dan bangsa.

“Semangat itulah yang harus ditularkan kepada anak, terutama kepada anak perempuan, agar dia paham bahwa dia berdaya untuk maju,” jelas Giwo.

Untuk menjadi perempuan yang berdaya, filosofi kura-kura bisa menjadi inspirasi bagi para perempuan. Dimana kura-kura merupakan binatang yang selalu konsisten untuk terus maju meski kadang langkahnya lambat.

“Kura-kura tidak pernah mundur, sekali jalan ia akan terus maju. Dan sekali menggigit, kura-kura tidak akan melepaskannya,” papar Giwo.

Giwo mengaku dirinya selalu berpegang pada filosofi kura-kura, yaitu bagaimana menjadi sosok manusia yang konsisten, berkomitmen untuk bergerak maju, dan tidak bisa dihambat oleh apa pun.

“Kura-kura tidak pernah mundur, meski lambat tapi terus berjalan maju. Sekali menggigit, tidak akan pernah dilepaskan. Itu filosofi dari tekad dan upaya untuk meraih cita-cita. Kita harus menyadari bahwa dalam meraih kesuksesan dalam hidup tidak ada yang instan, tidak ada yang mudah, dan semua penuh tantangan,” jelas Giwo.

Perempuan Dapat Menjadi Pemimpin Perempuan Lain

Hal senada diungkapkan  Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Kementerian Koperasi dan UKM Destry Anna Sari. bahwa untuk menjadi wirausaha, perempuan tidak harus menjadi pengusaha yang memproduksi sendiri produknya dari hulu hingga hilir.

“Setelah hantaman pandemi selama dua tahun lebih, kita menyadari pentingnya kolaborasi sebagai kunci keberhasilan dalam menjalankan usaha,” jelasnya.

Jika kondisi sehari-hari kurang memungkinkan perempuan untuk mencurahkan waktu dan tenaga sebagai wirausaha, seorang perempuan bisa mengambil posisi dalam rantai pasok industri.

“Apalagi saat ini pemerintah sangat mendukung rantai pasok yang berkelanjutan,” tambahnya.

Dilanjutkan Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA Lenny N. Rosalin. Ia menceritakan tentang pengalaman KemenPPPA melakukan intervensi di tingkat desa.

“Kami ingin menjadikan desa-desa di Indonesia ramah perempuan dan peduli anak. Salah satu ukurannya adalah makin banyaknya wirausaha perempuan pada tingkat desa. Kami fokus pada sejumlah desa dengan kriteria tertentu, misalnya desa dengan kepala desa perempuan atau adanya pimpinan daerah perempuan. Di sana kami ingin mengetahui apakah perempuan (yang menjadi pemimpin) itu memberdayakan perempuan lain,” ungkap Lenny.

KemenPPPA melakukan asesmen singkat terkait passion para perempuan di desa sebagai dasar pelatihan yang akan diberikan. Lenny mencontohkan ada 100 perempuan di sebuah desa yang akhirnya memilih kuliner dan wastra sebagai aktivitas ekonomi mereka.

 

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *