Tue. Dec 3rd, 2024

Chintami Atmanagara Cuek Diledek Soal Profesi Sebagai Desainer

Sejak meninggalkan profesi bernyanyi yang telah membesarkan namanya, artis kawakan yang juga pemain sinetron, Chintami Atmanagara  beberapa tahun ke belakang putar haluan sebagai desainer.

Tak berbeda jauh dengan karier bernyanyinya yang berawal dari hobi, sebagai desainer juga ditekuni adik kandung aktris Minati Atmanagara itu.

Tami mengatakan waktu kecil terbiasa melihat ibundanya menerima jasa menjahit pakaian, baik pria maupun wanita. Tapi tidak seperti sang kakak yang akhirnya memilih sekolah kejuruan tata busana, sebaliknya Tami tetap memilih sekolah umum.

“Makanya sekarang Minati suka geli sendiri. Katanya yang sekolah desain siapa, tapi yang sekarang jadi desainer malah aku. Hahaha,” ungkap Tami saat ditemui di acara Tribute To Batik Indonesia, ‘The Art of Rembang’ yang diselenggarakan pusat perbelanjaan PASARAYA dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, baru-baru ini.

Diledek demikian Chintami tak begitu ambil pusing, sebab dia tahu bahwa sang kakak hanya menggoda.
Tami mengatakan dorongan untuk menekuni profesi barunya ini memang tidak terlepas  dari hobi memadu padankan busana.

Bahkan ketika masih aktif bernyanyi , dia kerap mendesain baju untuk kebutuhan manggungnya sendiri.

“Dulu saya suka jahit sendiri, yang bikini pola ibu saya. Sekarang setelah benar-benar ditekuni, pengen banget belajar bikin pola. Tapi karena sibuk, akhirnya belum –belum juga. Jadi untuk pola saya serahkan pada ahlinya. Saya ambil bagian di desain dan jahit-jahitnya ,” tutur ibu satu orang putra ini.

Chintami turut hadir dalam peresmian Tribute To Batik Indonesia,The Art of Rembang bersama pemilik Pasaraya, Donna Latif dan Bupati Rembang, H.Abdul Hafidz, S.Pdl dan Wakil Bupati Rembang, H. Bayu Andrianto/foto: oriza

Sejak 7 tahun lalu terjun ke dunia fashion, kini Tami memiliki 2 brand busana . Khusus busana muslimah Tami memberi label namanya sendiri. Kemudian untuk busana dengan material kain tradisional, dia labeli Atmanagara by Chintami Atmanagara.
“Dulu kenapa langsung terjun ke busana muslimah karena bersamaan dengan saya mulai berhijab saya suka kebingungan cari pakaian yang cocok untuk diri sendiri. Dari situ saya mulai buat gamis dan aneka kaftan. Setelah berjalan 1-2 tahun customer yang non muslim suka request minta dibuatin macam-macam. Akhirnya tercetuslah ide untuk keluarin brand busana khusus kain tradisional,” urai Tami, lagi.

Berkutat dengan aneka kain tradisional menjadi kepuasan tersendiri bagi Tami. Sebab tak ubahnya dengan kebanyakan wanita, dirinya juga senang mengoleksi beraneka kain tradisional.

Tami mengaku sewaktu masih aktif menyanyi, kesempatan menggunakan kain-kain tradisional sangat terbatas.

“Dulu hanya waktu-waktu tertentu baru pakai kain tradisional. Saya punya banyak koleksi kain tenun dan batik. Untuk batik sendiri sekarang hampir di setiap daerah punya batik khas daerahnya masing-masing. Alhamdulillah sebagian sudah saya koleksi, seperti batik lasem, Cirebon, pekalongan, jambi, solo, yogya dan lain-lain,” kata Tami, lagi.

Sebagai seorang desainer, Tami terbilang aktif mengikuti b

Sejumlah pameran guna memperkenalkan kedua brand busananya. Yang terbesar, tahun 2014 Tami mendapat kesempatan tampil di fashion show Jakarta Fashion Week.

Begitu pun pada event perayaan hari batik yang jatuh tiap tanggal 2 Oktober, Tami  telah mempersiapkan sejumlah rancangan busana dari batik rancangannya.

“Desainer harus aktif menggelar fashion show. Cara ini cukup efektif untuk mempromosikan produk kita pada khalayak. Karena temanya tentang batik lasem, saya juga ada beberapa koleksi batik lasem ready to wear,” pungkas Tami.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *