Sat. Dec 21st, 2024

Kowani Ajak Warga Binaan Lapas Perempuan Tangerang Menjadi ‘Ibu Bangsa’ Sejati

GoHappyLive.com, JAKARTA–Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dr. Ir. Giwo Rubianto melakukan kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Tangerang, Sabtu, 24/4. Dalam kunjungan yang rutin dilakukan pada saat Ramadan itu, Giwo mengajak warga binaan LPP Tangerang menjadi ‘Ibu Bangsa’ yang sejati untuk diri sendiri dan keluarganya.

 

 

Kunjungan bertajuk Amaliyah Ramadhan 1422 H & Talk Show “Peduli Perempuan di Lapas dengan Pendekatan Psikologi, Agama, Hukum dan HAM, Giwo datang bersama sejumlah jajarannya.

Sementara para anggota Kowani yang tidak datang secara langsung, menyaksikan melalui aplikasi zoom.

Rombongan Kowani disambut dengan marawis dan show produk-produk kreasi warga binaan, yaitu aneka tas dan mukenah.

Tak hanya itu, salah seorang warga binaan perempuan juga mendapat kesempatan membacakan sebuah puisi yang berisikan permintaan maafnya kepada sang ibu yang tepat hari ini tengah berulang tahun. Suasana haru sejenak memenuhi isi ruangan pertemuan lapas dan layar zoom.

Sebagai organisasi wanita, Giwo mengatakan mengatakan Kowani memiliki perhatian yang besar terhadap perempuan dan anak.

“Itulah salah satu alasan Kowani rutin melakukan amaliyah Ramadan . Mengunjungi warga binaan di lembaga pemasyarakatan perempuan menjadi kegiatan rutin setiap bulan Ramadan sudah menjadi agenda rutin, ” ungkap Giwo.

Ketua Umum Kowani, Dr. Ir. Giwo Rubianto memberikan semangat kepada warga binaan LPP Tangerang (foto: dewi) 

Menjadi warga binaan bagi setiap orang bukanlah sebuah cita-cita. Namun adakalanya nasib pula yang membawa seseorang hingga berada di lapas.

Karena seorang wanita ditambahkan Giwo, sejatinya berfungsi dan  kerkedudukan sebagai Ibu Bangsa yang melahirkan generasi penerus masa depan bangsa.

“Jangan berputus asa.  Ada banyak hal yang bisa dilakukan selama di Lapas sambil menunggu hari bebas tiba. Misalnya mengikuti pelatihan ketrampilan kerja yang banyak digelar oleh Lapas bekerjasama dengan pihak lain. Dalam hal ini Kowani siap memasarkan hasil kerajinan teman-teman disini, ” ujar Giwo yang hari itu tampak mengenakan jilbab.

Sejauh ini Kowani aktif menggelar berbagai event bazaar. Selama pandemi Kowani menjalin kerjasama dengan sejumlah marketplace besar.

 

Butuh Pendekatan Psikologi dan Agama

“Kowani  membuka kesempatan pelatihan ketrampilan kerja bagi warga binaan. Melalui bidang pemberdayaan ekonomi dan koperasi, Kowani memiliki banyak program pelatihan kerja yang bisa dimanfaatkan oleh pengguni Lapas. Ini akan menjadi bekal ketika keluar dari lapas. Kalian sudah bisa menentukan arah hidupnya dan dapat hidup mandiri, ” lanjut Giwo.

Mengisi waktu dengan mengikuti berbagai pelatihan adalah salah satu upaya membunuh kebosanan selama di lapas.

“Manfaatkanlah  kesempatan mempelajari banyak hal, termasuk memperkaya literasi bacaan melalui keanggotaan Perpustakaan Nasional RI. Nanti kami bantu mengurus keanggotaan Perpustakaan Nasional warga binaan Lapas perempuan Tangerang, ” papar Giwo, lagi.

Bak peragawati, para warga binaan LPP Tangerang memamerkan hasil karya mereka dihadapan Kowani (foto: dewi)

Kepala LPP Tangerang Esti Wahyuningsih menyambut baik kunjungan Giwo dan bersama pengurus Kowani.

“Terima sudah memborong hasil karya warga binaan disini. Hal ini akan membangkitkan kepercayaan diri mereka . Bahwa mereka dapat berguna untuk orang lain meski berada di tempat ini, ” ucap Esti.

Esti juga menyemangati  para wanita warga binaannya agar mengisi waktunya dengan kegiatan membaca.

“Nanti bisa mengakses buku-buku bacaan melalui laptop. Jadi waktunnya tidak terbuang percuma, isi dengan kegiatan membaca, ” lanjut Esti.

Diujung acara digelar kegiatan talkshow bersama psikolog senior, Prof Reni Akbar. Melalui zoom, guru besar psikologi Universitas Indonesia itu memberi berbagai wejangan bagaimana mengelola diri selama berada di lapas.

Sementara itu  Prof Masyithoh Chusnan mengatakan memberikan banyak pencerahan dari pendekatan hukum, psikologi dan agama kepada warga binaan merupakan solusi tepat.

“Tema yang diangkat sangat tepat. karena bagaimana pun menjadi penghuni Lapas  tidak terlepas dari persoalan hukum. Menjadi penghuni Lapas juga akan menimbulkan efek psikologis yang berat dan itu membutuhkan pendekatan agama untuk mengatasinya, “pungkas Masyithoh.

 

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *