Wed. Dec 4th, 2024
Riko Abdurrahman, presiden direktur PT.Visa Worldwide Indonesia (kiri) meluncurkan Kampanye Literasi Keuangan #IbuBerbagiBijak di Jakarta, Selasa (7/8/2018)

GoHappyLive.com, Jakarta – Ibu kerap dijuluki menteri keuangan. Sedangkan Bapak dijulu ki sebagai presiden. Julukan itu tak salah. Hampir sebagian besar pengelolaan keuangan keluarga dikendalikan oleh perempuan, khususnya ibu rumah tangga. Sayangnya,julukan itu tak sebanding dengan tingkat pengetahuan keuangan pada kebanyakan ibu.

Faktanya, meskipun perempuan (51%) lebih banyak memiliki rekening bank dibanding laki-laki (46%), tetapi berdasarkan hasil Survei Nasional Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2016, tingkat literasi keuangan (financial literation) perempuan lebih rendah, yaitu hanya 25,5% dibanding laki-laki 33,2%.

Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan OJK, Sondang Samosir mengatakan, selain tingkat literasi keuangan pada perempuan masih rendah, tingkat inklusi keuangan perempuan juga lebih rendah, yaitu 66,2% dibandingkan laki-laki sebesar 69,6%.

“Rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan pada perempuan disebabkan karena kurangnya akses terhadap lembaga keuangan.,” kata Sondang di acara peluncuran Kampanye Literasi Keuangan #IbuBerbagiBijak# yang digelar Visa bekerja sama dengan OJK dan Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Selasa (7/8).

Pungky P.Wibowo, direktur Eksekutif Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional Bank Indonesia mengungkapkan, BI terus meningkatkan akses masyarakat kepada lembaga keuangan formal. “Pada 2014, aksesnya baru 36%, 2017 menjadi 49%, dan pada 2019 ditargetkan akses meningkat menjadi 75%,” ungkap Pungky.

Lucunya, kata Sondang, bila laki-laki diminta pendapat soal keuangan, mereka menyerahkan kepada istrinya. “Karena itu, ini kesempatan dan sangat penting agar para perempuan dan ibu rumah tangga diberikan edukasi literasi keuangan,” tegas Sondang.

Para perempuan, khususnya ibu, kata Riko Abdurrahman, presiden direktur PT.Visa Worldwide Indonesia, bisa belajar keuangan dari berbagai sumber. Salah satunya melalui buku, lokakarya, atau media sosial seperti instagram. Contohnya lewat kampanye Literasi Keuangan #IbuBerbagiBijak#.

Sejak diluncurkan pada 2017, Kampanye Literasi Keuangan #IbuBerbagiBijak# sudah menyasar 200 ribu ibu. “Selama satu tahun ini sudah 200 ribu ibu yang diberikan edukasi literasi keuangan. Saya harap tahun ini bertambah sehingga target tingkat literasi keuangan pada perempuan meningkat menjadi 35% pada 2018,” kata Riko.

Dari edukasi itu, Riko berharap, perempuan khususnya para ibu tak hanya pintar mengelola keuangan keluarga, melakukan perencanaan keuangan, menabung atau berinvestasi, tetapi lebih dari itu. “Kami juga berharap selanjutnya para ibu bisa menghasilkan penghasilan tambahan,” harap Riko.

Edukasi literasi keuangan dilakukan melalui serangkan program lokakarya dan aktivitas online melalui akun instagram @Ibu Berbagi Bijak. Beraga, topik dibahas, mulai tips membuat anggaran menabung dan mengatur pengeluaran secara bijak, hingga kiat mendapatkan penghasilan tambahan serta tips keamanan bertransaksi nontunai. Selain menggandeng financial planner, perancang busana Jenahara juga dilibatkan untuk memberikan inspirasi bagaimana menghasilkan uang tambahan dari berbisnis fashion.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *