Mon. May 20th, 2024

Siasati Desain Yang Kelewat Trend Akibat Pandemi, Upcycling Fashion Bisa Jadi Solusi Bagi Produsen

GoHappyLive.com, JAKARTA–Ada angin segar dari dunia fesyen Indonesia. Setelah di tahun lalu mengalami penurunan omset hingga 70 persen akibat covid 19, memasuki tahun 2021  penurunan omset sudah tinggal 20 persen.

 

Indikasi diatas menyiratkan bahwa dunia fashion kembali bergeliat, walau belum pulih sepenuhnya.

Hal ini disampaikan Lisa Fitria, Wakil Ketua Indonesian fashion Chamber pada saat didapuk sebagai narasumber Talkshow Nina Nugroho Solution, baru-baru ini.

“Meskipun penjualan fashion secara umum merosot drastis, namun ada peluang yang cukup menjanjikan yaitu memproduksi masker. Ternyata memproduksi masker mampu menggantikan pemasukan harian dari brand yang sudah berjalan selama ini, ” ujar Lisa.

Selain memproduksi masker yang menjadi kebutuhan sangat besar saat pandemic ini, Lisa juga melihat sejumlah peluang lain, yaitu menggarap pasar corporate uniform (seragam perusahaan) dan upcycling fashion.

Ditambahkan Lisa, tidak harus berpikir perusahaan besar, karena perusahaan kecil sangat banyak yang bisa digarap.

Katakanlah restoran Padang saja kan butuh seragam, klinik-klinik kecil juga butuh seragam dan itu jumlahnya banyak.

Sementara untuk konsep upcycling dimulai dengan melihat kembali stok yang mungkin masih menumpuk di Gudang dan belum sempat terjual selama pandemic setahun kemarin.

‘’Lakukan review lagi, apakah desainnya masih mengikuti atau sudah ketinggalan trend. Bila ternyata sudah tertinggal lakukan modifikasi dengan menambah, mengurangi atau menggabungkan sehingga menjadi bentukan baru. Prinsip upcycling adalah menambah, mengurangi, menggabungkan. Ini juga sejalan dengan kampanya sustainable fashion yang digaungkan IFC sejak pertama didirikan,’’ tutur Lisa Fitria.

Hal lain yang bisa dilakukan di masa pandemic sekrang ini adalah mereview kembali rencana bisnis yang dimiliki. IFC melakukan banyak pelatihan kepada para anggota selama pandemic berjalan saat ini.

‘’Jadi asosiasi justru sangat sibuk di masa pandemic ini karena banyak menyelenggarakan coaching untuk para anggota, termasuk menguatkan tim. Dengan hibernasi di masa pandemic, kita justru bisa menguatkan tim, bisa mengajak semua untuk bahu membahu,’’ tuturnya.

Di bagian lain Nina Nugroho menyampaikan pertanyaan seputar strategi apa yang harus dimiliki oleh pelaku fashion untuk recovery.

‘’Ketika penjualan online menjadi salah satu pilihan, itu membuat orang sekarang terbiasa melihat secara visual. Harus menarik untuk dilihat. Maka pilihannya adalah melakukan pemotretan dengan bagus. Bagaimana menyiasati sudut-sudut rumah untuk dijadikan latar foto atau menyiapkan wallpaper yang murah namun tetap menarik, “jawab Lisa.

Kecanggihan teknologi, lanjut Lisa banyak menawarkan  aplikasi editing sehingga tidak memerlukan background bermacam-macam. Bahkan setiap orang kini dengan mudah dapat membuat konten video yang menarik.

“Saya pun yang tadinya malas belajar aplikasi foto dan video akhirnya mau dak mau harus belajar dan sering terkaget-kaget sendiri kok jadi jadi luar biasa begini,’’ urai Lisa.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *